Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi Pasar Tradisional: Selamat Tinggal Pengap, Becek dan Bau

Jika program revitalisasi sudah berjalan seluruhnya, maka bau, pengab, becek dan sejenisnya tidak lagi menjadi ciri dasar pasar tradisional.
Presiden RI Joko Widodo (tengah) menyalami pedagang usai acara peresmian di Pasar Manis Purwokerto, Banyumas, Jateng, Rabu (4/5/2016). Jokowi meresmikan pasar manis yang merupakan bagian dari program revitalisasi 1000 pasar tradisional pada tahun 2015./Antara-Idhad Zakaria
Presiden RI Joko Widodo (tengah) menyalami pedagang usai acara peresmian di Pasar Manis Purwokerto, Banyumas, Jateng, Rabu (4/5/2016). Jokowi meresmikan pasar manis yang merupakan bagian dari program revitalisasi 1000 pasar tradisional pada tahun 2015./Antara-Idhad Zakaria

Bisnis.com, JAKARTA - Jika program revitalisasi sudah berjalan seluruhnya, maka bau, pengab, becek dan sejenisnya tidak lagi menjadi ciri dasar pasar tradisional.

Pasar tradisional yang identik dengan becek, bau, pengap, dan kotor perlahan namun pasti kini sudah mulai ditinggalkan setelah pemerintah secara bertahap melakukan revitalisasi.

Kondisi pasar tradisional yang tak nyaman tersebut memang sangat mempengaruhi kunjungan konsumen untuk berbelanja dan lebih memilih pasar swalayan (supermaket) yang bersih dan sejuk sebagai lokasi belanja.

Pemerintah telah mencanangkan untuk merevitalisasi 1.000 pasar setiap tahun atau 5.000 pasar selama lima tahun hingga 2019.

Presiden Joko Widodo pun menilai sangat penting revitalisasi pasar tradisional, terbukti ia menyempatkan diri meresmikan revitalisasi Pasar Manis di Purwokerto, Jawa Tengah pada 4 Mei 2016.

"Saya titip, pasar ini dijaga menjadi pasar yang bersih. Dijaga, dijaga, jangan sampai ada yang namanya sampah. Kalau pagi, bareng-bareng dipel atau dari pengelola pasar harus dibantu dipel biar resik pasare (bersih pasarnya)," kata Presiden sambil meminta kesanggupan pedagang untuk menjaga kebersihan pasar agar tidak kotor dan bau. Menteri Perdagangan Thomas Lembong juga hadir dalam acara itu.

Presiden berjanji akan datang tiga tahun lagi untuk mengecek kondisi Pasar Manis. Selain itu, Presiden juga meminta pedagang untuk mulai belajar menata barang dengan rapi dan melayani pembeli dengan baik.

"Layani dengan baik, dengan tersenyum. Jangan ada orang beli malah cemberut, tapi tersenyum, supaya pasar kita tidak kalah dengan mal, tidak kalah dengan supermarket," ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden mengimbau pedagang yang ingin mengembangkan usahanya untuk memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) yang dikucurkan pemerintah melalui sejumlah bank, karena bunganya hanya 9 persen per tahun.

Terkait revitalisasi Pasar Manis, Presiden mengatakan pemerintah sudah menganggarkan untuk revitalisasi tahap kedua yang diharapkan dapat selesai pada 2017.

Presiden menilai revitalisasi Pasar Manis merupakan yang paling bagus di antara pasar-pasar rakyat lainnya karena ada pemisahan zona basah, zona kering, dan zona sayur.

"Revitalisasi ini akan dilanjutkan untuk tahap kedua yang berlokasi di Pasar Manis lama (sebelah barat bangunan yang baru diresmikan). Setelah tahap kedua selesai, seluruh pedagang diharapkan masuk semua sehingga bagian luar bisa untuk tempat parkir," tutur Presiden.

Pasar Manis Purwokerto merupakan salah satu pasar dari 5.000 pasar rakyat yang masuk dalam program revitalisasi pasar rakyat hingga 2019.

Pembangunan Pasar Manis tahap pertama dimulai pada 30 Juni 2015 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi saat meluncurkan Program Revitalisasi 1.000 Pasar Rakyat 2015.

Anggaran pembangunan Pasar Manis tahap pertama mencapai Rp10 miliar yang bersumber dari APBN sedangkan tahap kedua sekitar Rp7 miliar.

Pasar Manis juga dilengkapi dengan klinik, ruang menyusui, dan layar televisi yang menayangkan daftar harga komoditas dari berbagai pasar hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banyumas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper