Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 BUMN Ini Garap Proyek PLTG 60 MW untuk Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II akan memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 50-60 MW di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp1 triliun.
Bandara Soetta/airport.co.id
Bandara Soetta/airport.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II akan memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 50-60 MW di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp1 triliun.

Dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) tersebut, PT Angkasa Pura II menggandeng perusahaan BUMN lainnya antara lain PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan PLTG bertujuan menopang seluruh kegiatan bisnis di Bandara Soekarno Hatta, sekaligus menjamin pelayanan bagi masyarakat tetap optimal.

“Pemenuhan kebutuhan listrik sangat erat kaitannya dengan pelayanan. Kami berharap dengan berdirinya PLTG ini, akan mengakhiri kasus kedipan atau padamnya listrik di bandara selama ini,” katanya di Jakarta, Selasa (11/5/2016).

Budi mengungkapkan kebutuhan listrik di Soekarno Hatta bakal meningkat secara signifikan pada tahun-tahun mendatang seiring dengan peningkatan fasilitas dan infrastruktur bandara yang dilakukan perseroan.

Apalagi, sambungnya, terminal paling modern di Indonesia, yakni Terminal 3 Ultimate akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik secara mandiri.

“Pembangunan PLTG ini akan tuntas pada 2017, dan pada saat itu Soekarno Hatta merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki PLTG sendiri dalam memenuhi kebutuhan listriknya,” tuturnya.

Budi menambahkan ruang lingkup dalam perjanjian kerjasama tersebut antara lain pemetaan kebutuhan listrik di bandara, pemanfaatan gas bumi milik PGAS untuk memenuhi kebutuhan listrik di bandara.

Kemudian, melakukan kajian atau evaluasi atas kerja sama dalam bentuk feasibility study yang meliputi aspek finansial, teknis, komersial, hukum, dan aspek lain yang perlu dipertimbangkan.

“Selain itu, melalui perjanjian kerjasama tersebut, ketiga perusahaan bakal membentuk anak usaha, dengan 51% saham dimiliki oleh Angkasa Pura II dan sisanya dimiliki oleh WIKA dan PGN,” ujarnya.

Budi optimistis upaya PT Angkasa Pura II (Persero) dalam mememenuhi kebutuhan listrik secara mandiri dapat membawa Soekarno Hatta untuk lebih berdaya saing dengan bandara-bandara berkelas dunia lainnya, terutama di Asean.

Sementara itu, Direktur Keuangan Angkasa Pura II Andra Y Agussalam menuturkan pendanaan pembangunan PLTG tersebut tidak akan sepenuhnya berasal dari setoran modal, tapi juga berasal dari pinjaman perbankan.

“Kan bisa juga kita cari pembiayaan utang. Tidak seluruhnya dari setoran modal. Bisa porsi 30:70 antara modal dan utangnya,” ujar pria yang sempat menjabat sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan PT Len Industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper