Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Sektor Pertanian Kurang Berkontribusi untuk Ekonomi Jabar

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sektor pertanian pada kuartal I/2016 kurang memberikan kontribusi pada perekonomian di Jawa Barat.
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto
Petani memanen padi dalam panen perdana, Selasa (27/10/2015) di lahan seluas 10,07 Ha di Subak? Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar./Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, BOGOR- Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sektor pertanian pada kuartal I/2016 kurang memberikan kontribusi pada perekonomian di Jawa Barat.

Pertama, kata dia, adalah arah pembangunan yang condong ke sektor industri dan jasa termasuk sektor konstruksi dan perumahan sehingga ketersediaan lahan pertanian menjadi sangat terbatas.

"Selain itu, kondisi global yang masih lemah juga mengurangi permintaan terhadap ekspor komoditi pertanian," paparnya pada Bisnis.com, Selasa (10/5/2016).

Menurutnya, pertanian bisa diibaratkan sektor yang sudah tua, yaknis sharenya besar dan banyak pengalaman namun pertumbuhannya lambat tidak bisa berjalan kencang.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau pemerintah melakukan terobosan agar sektor pertanian mengikuti tren pertumbuhan sektor industri dan jasa yang harus diarahkan pada linkage dari sektor-sektor lain yang lebih memberikan kontribusi pada perekonomian.

"Ketersediaan infrastruktur pertanian serta lahan menjadi utama atau untuk mengatasi keterbatsan lahan butuh penggunaan teknologi yang bisa dimanfaatkan semua pihak," ujarnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat pertumbuhan perekonomian di provinsi tersebut pada triwulan pertama tahun ini tumbuh 5,08% atau di atas rerata nasional yang disumbang oleh beberapa sektor antara lain informasi dan komunikasi, industri pengolahan, konstruksi, industri dan pergudangan dan lainnya.

Sementara, sektor pertanian, kehutanan dan pertanian serta pertambangan dan penggalian justru minus masing-masing -0,19% dan -0,10% pada triwulan pertama tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper