Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengaku kesulitan mendorong pelaku industri memanfaatkan 71 paten teknologi yang telah dihasilkan balai penelitian dan pengembangan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan 11 Balai Besar Industri dan 11 Balai Riset dan Standarisasi Indonesia menjalankan aktivitas riset dan pengembangan industri secara berkesinambungan.
Aktivitas di instansi-instansi tersebut sampai saat ini telah menghasilkan 71 paten teknologi di berbagai bidang industri yang bisa dimanfaatkan oleh industri besar maupun industri kecil.
Litbang Kemenperin antara lain telah menghasilkan teknologi kampas rem kereta api yang saat ini sedang dikembangkan agar bisa diaplikasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan kertas baja yang sekarang sudah dimanfaatkan oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
Haris menjelaskan inovasi dalam teknologi industri adalah satu kunci meningkatkan daya saing industri Indonesia yang saat ini berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Peringkat daya saing Indonesia bahkan stagnan sejak 2013 yaitu berada di peringkat 37 dari 140 negara. Daya saing inovasi industri Indonesia saat ini ada di posisi ke-33.
“Inovasi penting misalnya untuk mendorong subtitusi impor agar nilai tambah industri Indonesia meningkat. Lebih dari 67% industri saat ini masih menggunakan bahan baku impor,” kata Haris di sela Pameran Hasil Litbang dan Layanan Jasa Teknis di Plasa Kementerian Perindutrian, Selasa (10/5/2016).
Namun, dia mengakui Kemenperin masih kesulitan mempublikasikan kepada pelaku industri agar bisa diimplementasikan mengembangkan produk baru atau membuat aktivitas industri mereka lebih efisien.
“Memang banyak yang belum terpublikasikan. Yang repot bagaimana hasil litbang mau diimplementasikan oleh dunia industri,” kata Haris