Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut (BRG) akan meninjau penggunaan lahan gambut yang diperkirakan menjadi basis pemasok bahan baku untuk pabrik kertas milik Asia Pulp and Paper (APP) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OK), Sumatra Selatan.
Kepala BRG Nazir Foead mengatakan pihaknya akan memetakan tanaman apa yang cocok untuk dibudidayakan sampai tingkat kebasahan yang diinginkan. Salah satu masalah, sambungnya, pembuatan kanal selama ini justru membuat lahan gambut menjadi kering.
Nazir menuturkan pihaknya juga akan memetakan areal milik dunia usaha, tak hanya milik APP, namun juga semua perusahaan berkaitan dengan lahan gambut tersebut.
Diketahui, Wetlands International memperkirakan APP ingkar memenuhi janjinya untuk menerapkan kebijakan deforestasi nol terkait dengan kebutuhan serat yang meningkat untuk pabrik baru yang akan beroperasi di Sumatra Selatan. PT Oki Pulp & Paper yang akan beroperasi menjelang akhir tahun ini diproyeksi meningkatkan permintaan baru atas bahan baku untuk kertas, dengan menggunakan lahan gambut.
Terkait dengan bahan pasokan untuk pabrik baru milik APP, pihaknya juga akan meninjau pasokan dari suplier independen maupun anak usaha perusahaan itu.
"Kami akan mentes jenis tanaman apa yang cocok baik untuk pertanian maupun untuk kehutanan. Tapi lahan gambutnya harus basah," kata Nazir dalam keterangannya yang dikutip Bisnis.com, Sabtu (23/4/2016).
Dia menyatakan BRG juga akan melakukan pemetaan areal kerja dengan perusahaan sehingga tak terjadi tumpang tindih. Jika terjadi masalah itu, sambung Nazir, pihaknya akan berbicara dengan dunia usaha.
Laporan terbaru bersama itu juga memaparkan terdapat risiko tinggi pada basis suplai, karena degradasi lahan gambut yang dikeringkan untuk penanaman pohon bahan baku kertas.