Bisnis.com, JAKARTA – Kendati mendapat banyak penolakan dari pelaku peternakan lokal, pemerintah akan tetap merealisasikan impor daging dari negara yang masih terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) namun memiliki wilayah tertentu yang bebas dari wabah tersebut (zonebased).
Dari keterangan resmi yang diterima Bisnis dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian pada Jumat (22/4/2016), daging asal negara zonebased bahkan diyakini dapat menjadi cadangan nasional sehingga menurunkan harga yang saat ini berada di level tinggi.
“Kebijakan ini merupakan implementasi dari paket kebijakan ekonomi jilid IX untuk stabilisasi harga daging sapi,” ujar Dirjen Peternakan, Muladno, melalui keterangan resmi tersebut. Dia menilai dalam beberapa bulan terakhir, harga daging sangat fluktuatif sehingga menjadi persoalan di masyarakat.
Untuk dapat menjaga harga daging tetap stabil, Indonesia masih harus mengimpor dari negara lain seperti Australia dan Selandia Baru. Setelah pemerintah menerbitkan PP no 4 Tahun 2016, Indonesia akhirnya membuka diri untuk dapat mengimpor daging dari negara yang belum bebas PMK.
Berlandaskan regulasi tersebut, Indonesia kini memiliki beberapa negara alternatif asal pemasukan daging misalnya Brasil dan India, dua negara dengan populasi ternak terbesar dunia.
Sementara itu, Keputusan pemerintah membuka impor sapi dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) namun memiliki zona yang bebas dari wabah tersebut (zonebased), dinilai merupakan keputusan yang gegabah dan tidak berorientasi pada pengembangan peternak lokal.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menyampaikan dengan masuknya impor daging dari negara yang belum bebas PMK, maka ternak lokal berpeluang ikut terjangkit penyakit tersebut.
“Pemerintah tidak mempertimbangkan masuknya PMK yang sangat berbahaya bagi ternak berkuku genap sepeti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Pengalaman Inggris ketika terjadi outbreak PMK pada 2001 harus memusnahkan 600.000 ekor sapi dan sempat juga ekor domba dan ternak berkuku genap lainnya,” kata Teguh di Jakarta, Jumat (22/4/2016).