Bisnis.com, BALIKPAPAN - Meningkatnya jumlah kegiatan usaha di Balikpapan membuat Pemkot di Kota Minyak ini harus melakukan tindak lanjut untuk mengembangkan usaha pada sektor tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, untuk membuat kebijakan yang mendukung pelaku usaha, khususnya pada sektor UMKM, dan memberikan bantuan yang tepat, pemkot membutuhkan data lengkap mengenai kegiatan usaha di kota tersebut.
"Oleh karena itu kami harap agar responden Sensus Ekonomi 2016 dapat kooperatif dan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Sebab kami berharap dapat mengakses data itu juga untuk mendukung pembuatan kebijakan dan pemberian bantuan," jelas Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra Setdakot Balikpapan Sri Soetantinah dalam workshop BPS bertajuk Pemetaan Dunia Usaha, Selasa (17/4/2016).
Saat ini, BPS Kota Balikpapan memperkirakan sebanyak 70.000 kegiatan usaha akan menjadi sasaran kegiatan Sensus Ekonomi 2016. 17.000 diantaranya merupakan kegiatan usaha di sektor UMKM.
Tantin mengatakan kendati Kaltim mendapatkan imbas yang cukup parah akibat merosotnya harga komoditas unggulan, Kota Balikpapan diakuinya tidak begitu mendapat imbas yang separah Kaltim.
Hal ini disebabkan sektor perdagangan berkembang pesat di kota minyak. Sektor usaha ini bahkan menjadi salah satu penggerak roda ekonomi kota dan dianggap masih potensial menjadi salah satu sektor usaha andalan.
"Sektor perdagangan, jasa dan usaha kecil terus tumbuh. Ini membuktikan sektor tersebut mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang melambat seperti sekarang ini," sambung Tantin.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar hasil Sensus Ekonomi dapat memberikan data yang akurat untuk mendukung pembuatan kebijakan-kebijakan untuk pelaku usaha, sehingga sektor perdagangan dapat berkembang memuaskan.
Sependapat dengan pemerintah, Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani menganggap sektor perdagangan, khususnya perdagangan kecil dan eceran, termasuk mampu bertahan dalam krisis.
"Daya serap pada sektor perdagangan tinggi. Usaha kecil bisa bertahan karena ketergantungan terhadap bahan impor itu minim dan lebih mobile dibanding usaha besar. Kami sendiri membantu pengembangan UMKM dengan memberikan pelatihan pencatatan transaksi keuangan, agar saat mengajukan pinjaman ke bank dapat dinilai feasible," tukas Suharman.