Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) meminta agar pemerintah lebih fokus untuk menumbuhkan industri hulu kosmetik, bukan hilir yang seluruh teknologinya sudah dikuasai oleh produsen lokal.
“Sekarang itu yang memang perusahaan lokal [PMDN] pasarnya hanya 20%-30%. Karena industri kosmetik dan toiletries ini banyak perusahaan dari luar yang sudah produksi di Indonesia. Jadi mending industri hulu yang pemerintah buka lebar,” ujar Ketua Umum Perkosmi Nurhayati Subakat kepada Bisnis, Selasa (19/4/2016).
Saat ini, porsi impor bahan baku kosmetik mencapai 50%. Nurhayati menjelaskan bahwa untuk bahan baku turunan dari kelapa sawit dan oleokimia sudah bisa dipenuhi dari industri dalam negeri. Sedangkan untuk bahan aktif masih banyak diimpor dari luar negeri.
“Memang sekarang pemerintah gencar menarik semua investor masuk. Tapi kita juga harus pilah mana yang dibuka lebar. Kalau industri yang masuk jadi menyaingi lokal, seharusnya jangan. Kecuali untuk produk yang kita memang belum bisa, seperti pinsil alis. Kalau yang lain sudah bisa semua,” jelasnya.
Nurhayati mengatakan bahwa besarnya pasar Indonesia akan membuat investor asing tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri. Dia mengatakan bahwa menurut Euro Monitor, pasar kosmetik dan toiletries di Indonesia mencapai Rp60 triliun per tahun, atau setara dengan 50% nilai pasar Asean.