Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sertifikasi Tanah Rumit, Jokowi Ingatkan Menteri ATR/BPN

Presiden Joko Widodo mengingatkan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk segera mengurai kerumitan dalam proses sertifikasi tanah.
Presiden Joko Widodo (tengah). /Antara
Presiden Joko Widodo (tengah). /Antara

Bisnis.com, BREBES - Presiden Joko Widodo mengingatkan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk segera mengurai kerumitan dalam proses sertifikasi tanah.

Jokowi mengatakan proses sertifikasi tanah di Indonesia masih rumit. Persoalan ini telah terjadi selama bertahun-tahun tanpa ada penyelesaian. "Dari [saya] lahir sampai sekarang, mengurus sertifikat lama," katanya katanya dalam Acara Peluncuran Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat, Senin (11/4/2016).

Padahal, sertifikasi lahan menjadi aspek penting bagi petani dan nelayan dalam mengakses kredit perbankan. Rakyat membutuhkan sertifikat lahan untuk dijadikan agunan dalam mengambil kredit. Karena tak punya sertifikat, akhirnya petani dan nelayan banyak yang terjerat utang kepada rentenir.

Dia memperingatkan BPN untuk segera menyelesaikan masalah sertifikasi lahan. "Saya kasih peringatan kepada BPN. Tidak mau mendengar [ada kejadian] terlalu lama mengurus sertifikat," tegasnya.

Dia menambahkan saat ini dunia telah memasuki era digital yang serba cepat. BPN harus segera berbenah membangun sistem sertifikasi agar cepat dan sederhana. Dengan begitu, rakyat memiliki kemudahan dalam mengakses kredit sehingga cepat dalam berusaha. "[Sekarang] ini lama karena ruwet di BPN," jelasnya.

Setelah ada perbaikan sistem di BPN, Jokowi berprinsip rakyat tidak boleh dibiarkan sendiri mengurus sertifikasi. Dia meminta perbankan membantu rakyat bisa untuk pembiayaan sertifikasi.

Di sisi lain, Jokowi mengungkapkan pemerintah telah menurunkan bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 9%. Bahkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah berani menurunkan suku bunga hingga 7%. "Silakan antre [ke bank], jangan meminjam ke rentenir lagi," ungkapnya. ()




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fauzul Muna
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper