Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan aktivitas online melalui perangkat mobile mendorong penjualan ponsel pintar di Indonesia melebihi 33 juta unit pada 2015.
Perusahaan Riset Pasar GfK menyatakan sepanjang tahun lalu penjualan ponsel pintar di Indonesia mencapai 33 juta unit. Penjualan smartphone terus meningkat setelah berhasil melewati angka penjualan ponsel jenis lain pada 2014.
“Kini, dengan tersedianya infrastruktur dan piranti dengan harga terjangkau di pasar, konsumer di Indonesia mulai mengikuti konsumer di negara berkembang lain larut dalam pengalaman online,” kata Guntur Sanjoyo, Direktur Pelaksana GfK di Indonesia.
Kenaikan penjualan smartphone saling berkaitan dengan kecenderungan masyarakat Indonesia mengakses internet melalui ponsel pintar mereka. Survei GfK Crossmedia Link menunjukkan 93% pengguna internet aktif melalui smartphone, dibandingkan 11% yang mengakses melalui komputer desktop, dan 5% yang menggunakan tablet.
“Penelitian kami menunjukkan Indonesia memiliki populasi daring yang sangat aktif. Mereka menghabiskan rata-rata 5,5 jam per hari mengakses sekitar 46 aplikasi dan situs internet melalui perangkat mobile mereka tiap hari,” kata Guntur.
Hal lain yang ditemukan GfK Crossmedia Link adalah konsumen Indonesia jauh lebih nyaman menggunakan aplikasi (95%) dibandingkan mengggunakan browser (5%).
Aplikasi paling populer di Indonesia adalah Blacberry Messenger (BBM). BBM ditemukan dalam 92% ponsel pintar, diikuti oleh Google Playstore sebanyak 87% dan Google Search sebanyak 70%.
BBM juga menjadi aplikasi yang paling sering digunakan di Tanah Air, sebanyak 517 kali per bulan dengan rata-rata penggunaan per bulan 652 menit. Aplikasi lain yang mengikuti BBM sebagai aplikasi paling banyak digunakan adalah Whatsapp Messenger, Youtube Watch, Line, Faceboo, Gmail, dan Instagram.
Sebelumnya, Vice President PT Samsung Indonesia Lee Kang Hyun mengungkapkan pertumbuhan penjualan ponsel produksi mereka masih stabil di saat penjualan peralatan elektronik lain melambat.
Penjualan ponsel masih tumbuh stabil pada 2015 di saat penjualan produk lain seperti televisi dan kulkas turun. Penjualan ponsel kembali memimpin pemulihan pertumbuhan penjualan elektronik pada awal 2016.
“Kami optimistis tahun ini penjualan Samsung bisa tumbuh hingga 30% dengan porsi terbesar penjualan ponsel. Saya harapkan penjualan bisa tumbuh pesat lagi pada April setelah Maret kemarin tidak terlalu bagus,” kata Lee kepada bisnis, beberapa waktu lalu.
Pertumbuhan penjualan smartphone yang tinggi membuat Kementerian Perindustrian berusaha mendorong pertumbuhan industri tersebut di Tanah Air.
Kemenperin telah mengusulkan 5 skema tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) bagi ponsel yang dijual di Indonesia. Skema pertama adalah 100% komponen manufaktur, 75% hardware dan 25% software, 50% hardware dan software, 25% hardware dan 75% software, dan 100% software.