Bisnis.com, HONG KONG - Penjualan di pasar properti di dua kota finansial China, Shanghai dan Shenzen, terjun bebas dalam minggu ini setelah pihak berwenang memperketat syarat pembelian rumah di kota tersebut demi mencegah terjadinya bubble.
Setelah lonjakan harga properti sebesar 57% di Shenzen dan kenaikan sebesar 20.6% di Shanghai pada Februari secara year-on-year, pemerintah setempat memperketat aturan uang muka untuk pembelian rumah kedua dan meningkatkan standar kelayakan bagi pembeli yang bukan merupakan penduduk setempat.
Menurut Hopefluent Estate Properties, penjualan properti di Shanghai pada 28 Maret merosot sebesar 60% ke 283,600 m2 untuk pertama kalinya setelah pemberlakuan peraturan itu dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Penjualan di Shenzen melemah sebesar 28.2% ke 71,000 m2.
Sementara itu, dalam dua hingga tiga tahun belakangan pasar properti China melesu paska hiruk-pikuk pembangunan besar-besaran yang menyisakan backlog pembangunan yang menggantung dan tidak terjual.
“Agen properti saat ini harus sibuk dengan kegiatan telemarketing. Sebelum adanya regulasi pengetatan ini, mereka tidak perlu menelepon [konsumen],” ujar Joe Zhou Kepala Research Jones Lang La Salle untuk China bagian Timur seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/4/2016).
Dia menambahkan, jumlah konsumen yang mendatangi agen secara langsung juga menurun sebesar 30% dalam dua minggu terakhir.