Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi ICP Turun, Target Lifting Minyak Tetap 830.000 Barel/Hari

Pemerintah menargetkan lifting minyak bumi domestik dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2016 tetap 830.000 barel per hari, atau sama seperti asumsi yang tercantum dalam APBN 2016.
Kilang minyak lepas pantai/Ilustrasi
Kilang minyak lepas pantai/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan lifting minyak bumi domestik dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2016 tetap 830.000 barel per hari, atau sama seperti asumsi yang tercantum dalam APBN 2016.

Meskipun, pemerintah memproyeksikan adanya perubahan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) di RAPBN 2016 ke level US$35 per barel dari semula US$50 per barel.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan dalam RABPN 2016, pihaknya juga memperkirakan asumsi nilai tukar menguat menjadi Rp13.400 per dolar AS, dari asumsi semula Rp13.900 per dolar AS.

Dia mengungkapkan dengan adanya perubahan harga minyak mentah maka akan ada penyesuaian pada produksi minyak dan gas bumi. “Ada adjustment sedikit pada produksi migas,” katanya di Kementerian Sekretaris Negara, Kamis (7/4/2016).

Namun demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan target lifting minyak pada tahun ini tidak akan mengalami perubahan, atau sama seperti target yang tercantum dalam APBN 2016.

“Volume lifting 830.000 barel oil per day (BOPD),” ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Wiratmaja Puja dalam pesan singkatnya.

Meskipun dalam APBN 2016, komitmen pelaku usaha di sektor hulu migas (kontraktor kontrak kerja sama /KKKS) menargetkan lifting minyak bumi sebanyak 827.780 BOPD sesuai dengan rencana kerja dan anggaran (work program and budgeting/WP&B) yang telah diajukan ke SKK Migas.

Bambang memprediksi dari sisi penerimaan negara dari sektor migas memang akan ada penurunan yang diperkirakan mencapai Rp17 triliun untuk PPh Migas.

Bahkan untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) migas, penurunan diproyeksikan mencapai Rp50,6 triliun. Selain itu juga PNBP nonmigas, khususnya hasil tambang diperkirakan turun mencapai Rp25 triliun.

Namun, tren penurunan harga minyak dunia juga membantu pemerintah untuk menekan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji (liquified petroleum gas/LPG). Dia mencontohkan pemerintah bisa menghemat tersebut hingga Rp23,8 triliun.

Di sisi lain, pemerintah memutuskan subsidi BBM jenis Solar tetap diberikan dalam pagu RAPBNP 2016 sehingga wacana pencabutan subsidi untuk produk itu batal dilakukan. “Yang pasti tidak akan dihapus,” kata Bambang.

Berdasarkan APBN 2016, total anggaran subsidi BBM dan elpiji sekitar Rp63 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp16 triliun digunakan untuk subsidi Solar dan Rp2,6 triliun untuk subsidi minyak tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper