Bisnis.com, JAKARTA - Meski sudah mengantongi SNI, industri mainan anak masih harus dibebani dengan standar ekspor sangat ketat yang ditetapkan badan sertifikasi global.
Ketua Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (Apmi) Sudarman Wijaya mengatakan industri harus serius dalam menyiapkan persyaratan industri global jika ingin meningkatkan kinerja ekspor.
Sebagai produsen kami harus melihat tren pasar yang ada. Toko mainan kelas internasional seperti IKEA, Hasbro, Mattel sudah melirik Indonesia dan mereka mau membeli dari produsen Indonesia.
"Mau tidak mau kami harus mengikuti persyaratan dari mereka," kata Sudarman, Selasa (5/4/2016).
Ia mencontohkan salah satu persayaratan yaitu standar bangunan pabrik atau factory compliance yang merupakan standar keamanan bangunan industri yang diawasi oleh badan sertifikasi dari Amerika yaitu International Council of Toy Industries (ICTI).
"Selain itu, negara kita kan mayoritas muslim, negara lain punya sedikit alergi sehingga mereka menerapkan The Customs-Trade Partnership Against Terrorism (C-TPAT). Jadi semua produk yang mau kami jual harus memenuhi persyaratan tersebut karena tanpa itu mustahil bagi kami untuk jadi vendor mereka," ujarnya.
Dalam pengurusan sertifikasi tersebut perusahaan harus melakukan audiensi dengan badan sertifikasi internasional tersebut dengan memberikan informasi detail terkait bisnis perusahaan, seperti cara produksi dan keadaan keuangan perusahaan.
Saat ini ekspor mainan nilainya mencapai US$500 juta, sedangkan China mampu hingga tiga sampai empat kalinya. Dari angka tersebut mayoritas adalah ekspor dari produk plastik dan boneka.
Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya mengatakan SNI dibuat sesuai dengan kebutuhan industri, maka jika diperlukan untuk penerapan standar baru bagi ekspor industri maka BSN siap untuk mengawal.
SNI wajib mainan anak baru penyesuaian. Standarnya mengadopsi dari [standar global] ISO. Nanti kami akan melihat tren perkembangan global kalau ada sertifikasi baru lagi, ya kita adopsi. Supaya penetrasi [produk dalam negeri] di pasar dunia lebih mudah, katanya.