Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adtyaswara menyatakan optimistis pertumbuhan kredit perbankan tetap meningkat, meski ada jarak waktu antara keputusan pelonggaran moneter dengan stabilnya ekonomi.
"Kalau kita lihat pertumbuhan kredit bisa meningkat. Pertumbuhan kredit 12-14% itu masih cukup realistis. Apalagi ini kan baru dikuartal I," ujar Mirza di kompleks Bank Indonesia Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Mirza menambahkan akan ada jarak antara keputusan pelonggaran moneter dengan stabilnya aktivitas ekonomi. Dampak yang dirasakan pada konsisi ekonomi tidak langsung terjadi. "Beberapa bulan kedepan baru bisa kita lihat peningkatan aktivitas ekonomi itu. Dalam hal ini deregulasi yang dilakukan pemerintah di berbagai sektor harus agresif," tambah Mirza.
Berdasarkan data statistik uang beredar yang dikeluarkan Bank Indonesia per 31 Maret 2016, Kredit modal kerja (KMK) hingga Februari 2016 tumbuh 4,9%(y-o-y), melambat apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya 6,9%(y-o-y). Nilai total kredit modal kerja yang disalurkan tercatat sebesar Rp1.825,9 triliun.
Perlambatan KMK dipengaruhi oleh penurunan penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan dari 9,3% menjadi 4,6%. Selain itu, kredit pada sektor perdagangan, hotel dan restoran turun dari 8,4% menjadi 4,6%.
Pertumbuhan kredit pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mengalami perlambatan pada Februari 2016. Kredit UMKM yang disalurkan perbankan pada Februari 2016 tercatat sebesar Rp729 triliun atau tumbuh 10,0%.