Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kewajiban Finansial Luar Negeri Indonesia Meningkat

Bank Indonesia melaporkan kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) lebih besar dibandingkan kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) secara kuartalan.
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, Jakarta—Bank Indonesia melaporkan kenaikan Kewajiban Finansial Luar Negeri  (KFLN) lebih besar dibandingkan kenaikan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) secara kuartalan. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal IV/2015 meningkat sebesar US$35,9 miliar (6,4% qtq) menjadi US$592,5 miliar sedangkan Posisi AFLN hanya naik US$3,2 miliar (1,6% qtq) menjadi US$211,8 miliar.

Secara total, nilai aset dan kewajiban finansial Indonesia terhadap bukan penduduk (Posisi Investasi Internasional/PII) mencatat kenaikan net kewajiban sebesar US$380,7 miliar atau setara dengan 44,2% terhadap PDB pada akhir kuartal IV/2015.

BI mencatat perkembangan itu sejalan dengan transaksi modal dan finansial yang mengalami surplus untuk pembiayaan defisit transaksi berjalan di neraca pembayaran Indonesia pada kuartal IV/2015. Defisit transaksi berjalan tercatat senilai US$17,8 miliar atau 2,06% terhadap PDB. Angka ini melorot lebih jauh dari posisi defisit tahun sebelumnya US$27,5 miliar atau 3,09% dari PDB.

Sementara itu, kenaikan KFLN disebabkan meningkatnya transaksi investasi portofolio sisi kewajiban berupa arus masuk modal asing pada obligasi pemerintah, termasuk dari hasil penerbitan global bond pada Desember 2015.

“Selain itu, transaksi kewajiban finansial lainnya berupa investasi langsung dan investasi lainnya turut mengalami peningkatan,” tulis BI dalam laman resminya, Kamis (31/3/2016).

BI juga menyoroti kenaikan posisi KFLN dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Posisi aset yang mengalami sedikit kenaikan dipengaruhi oleh meningkatkan posisi cadangan devisa. Data BI menunjukkan posisi cadangan devisa pada akhir tahun lalu sebesar US$105,9 miliar atau meningkat dari posisi November 2015 sebesar US$100,2 miliar.

Posisi terakhir pada Februari 2016, jumlah cadangan devisa Indonesia tercatat mencapai US$104,5 miliar atau naik US$2,4 miliar dibanding Januari 2016.

Turun Tahunan

BI mencermati angka PII pada 2014 berada pada lebih tinggi US$13,8 miliar dibandingkan dengan tahun lalu yang disebabkan oleh peningkatan AFLN. Pada 2015, posisi AFLN meningkat US$9,9 miliar (4,9% yoy) terutama didorong oleh naiknya simpanan sektor swasta pada bank di luar negeri dan penanaman modal langsung.

Posisi kewajiban juga turun sebesar US$3,9 miliar, terutama dipengaruhi oleh penurunan kewajiban investasi langsung, sejalan dengan perlambatan perekonomian domestik, dan penurunan kepemilikan asing atas saham domestik seiring meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

BI memandang perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan IV 2015 masih cukup sehat. Namun, BI terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian.

“Ke depan, Bank Indonesia berkeyakinan kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia,” tutup rilis BI.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper