Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan beberapa sub-sektor Industri manufaktur tumbuh dalam dua bulan pertama 2016, termasuk industri makanan minuman dan alat transportasi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan beberapa sektor industri mulai tumbuh di awal tahun meskipun kinerja sebagian sektor masih negatif.
“Saya tidak pegang datanya, tetapi terakhir saya lihat data Januari—Februari, beberapa sektor memang tumbuh. Contohnya, sektor makanan minuman dan sepertinya alat transportasi juga,” katanya kepada Bisnis, Jumat (1/4/2016).
Optimisme para pelaku usaha, menurutnya, mulai bangkit terdorong perbaikan kondisi ekonomi. Haris memperkirakan kondisi industri manufaktur akan semakin membaik sejalan dengan penyerapan anggaran belanja modal pemerintah.
Nikkei Indonesia Manufacturing PMI naik dari level 48,7 pada Februari menjadi level 50,6 pada Maret. Angka di atas 50 menandakan mayoritas pelaku industri yang disurvei Markit menyatakan kondisi bisnis mereka lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks PMI untuk pertama kalinya berada di atas 50 sejak September 2014, yang berarti industri manufaktur Indonesia mulai berekspansi setelah 1,5 tahun mengerem pertumbuhan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) Hidayat Triseputro mengatakan bergulirnya berbagai proyek infrastruktur pemerintah mendorong produsen baja meningkatkan produksi.
Dia memperkirakan pertumbuhan belanja infrastruktur bisa melebihi 6% dalam kuartal I/2016. Kenaikan produksi baja, lanjutnya, bisa mendekati pertumbuhan tersebut.
“Tahun ini, memang terasa membaik. Paling terasa dari harga yang mulai naik ke taraf normal, tahun lalu tidak normal. Saya berharap pemerintah konsisten menggunakan baja produksi dalam negeri untuk proyek infrastruktur,” kata Hidayat.