Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden: Fokus Pemerintah adalah Keterbukaan dan Kompetisi

Presiden Joko Widodo kembali menekankan orientasi seluruh kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan akan menyasar pada dua pokok masalah, yakni keterbukaan ekonomi dan menghadapi kompetisi global.
Para pemimpin negara Asean berfoto bersama dalam KTT Asean ke-27 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Sabtu (21/11/2015). Dari kiri ke kanan Presiden Benigno Aquino, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak,  Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong,  Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Myanmar Thein Sein.
Para pemimpin negara Asean berfoto bersama dalam KTT Asean ke-27 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Sabtu (21/11/2015). Dari kiri ke kanan Presiden Benigno Aquino, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Myanmar Thein Sein.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali menekankan orientasi seluruh kebijakan pemerintah dalam lima tahun ke depan akan menyasar pada dua pokok masalah, yakni keterbukaan ekonomi dan menghadapi kompetisi global.

Berbicara di hadapan forum Dialog Publik Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Rabu (30/3/2016), Kepala Negara menuturkan, keterbukaan ekonomi adalah hal yang niscaya dan pemerintah akan menyambut fenomena ini dengan tangan terbuka.

Presiden meminta pebisnis dan investor juga melakukan hal yang sama.

"Keterbukaan sudah tidak bisa kita tolak lagi. Nanti akan lebih drastis lagi pada 2018. Keterbukaan informasi semua bank, dunia internasional akan buka-bukaan semuanya. Siapa nyimpen uang di Singapur berapa triliun, di Swiss berapa miliar kita semua akan tahu," kata Presiden.

Sesuai kesepakatan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), negara anggota akan menerapkan Automatic Exchange of Information (AEoI) pada 2018.

Indonesia memilih menjadi early adopter yang akan memulai rezim AEoI lebih dahulu, yaitu pada 2017.

Selain itu, Presiden Jokowi menjabarkan keterbukaan yang diiringi dengan nuansa kecepatan inovasi teknologi dan ekonomi digital. Dia mengakui, pemerintah agak terlambat mengantisipasi inovasi ini dengan regulasi.

Presiden mengatakan keterbukaan tentu juga berjalan beriringan dengan kompetisi. Dia menjelaskan keterlibatan Indonesia dalam rentetan blok area perdagangan bebas yang digagas para raksasa ekonomi dunia.

"Kita tidak bisa menolak, TPP blok Amerika Serikat, RCEP blok China atau FTA Uni Eropa. Maka kita harus bisa mengalkulasi dan memperhitungkan dengan detail, kenapa harus masuk dan bergabung. Apakah kita mendapat untung atau rugi. Karena apapun, kepentingan nasional tidak boleh diabaikan," ujarnya.

Jokowi merujuk pada Trans Paciific Partnership, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Uni European Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, dia juga meminta agar masyarakat dan pelaku bisnis tidak ragu, khawatir dan takut. Meskipun negara-negara tetangga dan kompetitor seperti Malaysia dan Thailand melaju begitu cepat, Indonesia tidak boleh menjadi pecundang.

"Bapak dan Ibu kalau melihat foto, kelihatannya kita rukun, gandengan, tapi sebetulnya itu semua pesaing kita, kompetitor kita, meski bergandengan begini," kata Presiden sambil menunjuk tayangan foto 10 pemimpin negara Asean saling bergandengan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper