Bisnis.com, JAKARTA - ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik pada tahun ini di kisaran 5,2%. Pertumbuhan ekonomi menurun 4,8% pada tahun lalu disebabkan oleh faktor konsumsi ekonomi rumah tangga yang menurun.
Walau begitu, komposisi fiskal membaik karena alokasi anggaran yang produktif di infrastruktur. Namun, dari sisi lapangan kerja justru menimbulkan masalah.
Ekonom Asian Development Bank (ADB) Priasto Aji mengatakan tahun lalu ada potensi 3,1 juta angkatan kerja baru tetapi lapangan pekerjaan yang tercipta hanya 200.000. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan terbukti pada rilis Badan Pusat Stastistik yang melaporkan kemiskinan naik 11,1% September 2015.
“Selain itu, lebih rendahnya pendapatan petani. Tanpa penciptaan lapangan kerja menyebabkan kemiskinan meningkat. Kesenjangan juga meningkat,” katanya, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Tahun ini, ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik pada tahun ini di kisaran 5,2%. Angka itu bakal meningkat lagi menjadi 5,5% pada 2017. Pertumbuhan itu seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan pemerintah termasuk investasi di bidang infrastruktur yang lebih awal. Menurutnya, tertundanya realisasi di infrastruktur akan menganggu investasi swasta sehingga penting bagi pemerintah untuk melakukan reformasi sesuai dengan target.
“Semester pertama ada kontribusi besar dari investasi pemerintah. Private sector kontribusinya di semester kedua,” ujarnya.