Bisnis.com, JAKARTA—Advan berencana memilih skema TKDN ponsel 4G LTE hardware 100% dan software 0% untuk dijalankan oleh vendor lokal ini sesuai dengan regulasi yang ditawarkan Kementerian Perindustrian kepada seluruh vendor smartphone di Tanah Air.
Tjandra Lianto Direktur Marketing Advan mengemukakan alasan pihaknya lebih memilih skema TKDN untuk ponsel 4G Long Term Evolution (LTE) hardware 100% dan software 0% karena Advan sudah memiliki pabrik perakitan smartphone di Indonesia.
Tjandra menyarankan agar skema TKDN yang dipilih oleh Advan ini juga dapat diadopsi oleh sejumlah vendor smartphone lain yang memiliki pangsa pasar di Indonesia, agar negara mendapatkan keuntungan.
“Jelas kami akan memilih skema TKDN hardware 100% dan software 0%, untuk kepentingan bangsa ini,” tuturnya kepada Bisnis.com beberapa waktu lalu di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Direktur Marketing Advan ini juga mengkritisi wacana pemerintah yang tiba-tiba menyelipkan skema TKDN software 100% dan hardware 0%. Menurutnya, vendor smartphone yang membangun pabrik smartphone di Tanah Air akan merugi, jika ada salah satu vendor smartphone global yang memilih skema TKDN software 100% dan hardware 0%.
“Nanti mereka bisa saja memilih skema itu [hardware 0% dan software 100%], lalu bagaimana dengan vendor yang sudah membangun pabrik disini [Indonesia], bisa rugi dong,” katanya.
Tjandra mengklaim saat ini sejumlah smartphone 4G milik Advan juga sudah memenuhi unsur TKDN ponsel 4G LTE sebesar 20%, sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Menurutnya, pada awal 2017 Advan juga sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kenaikan TKDN dari sebelumnya 20% menjadi 30%.
“Kami akan mengikuti regulasi dari pemerintah. Saat ini semua smartphone Advan sudah memenuhi 20% TKDN dan tahun depan kami sudah siap untuk TKDN 30%,” ujarnya
Direktur Marketing Advan ini juga mengakui sampai saat ini pabrik Advan yang ada di Tanah Air hanya fokus pada perakitan smartphone bukan pembuatan, namun sejumlah komponen utama pada smartphone lokal ini ternyata masih diimpor dari luar negeri.
“Kalau komponen utamanya sudah bisa diproduksi di sini [Indonesia], tentu tingkat TKDN-nya bisa menjadi lebih besar,” tuturnya.
Sejauh ini, menurut Tjandra, pabrik perakitan smartphone Advan di Tanah Air sudah mampu memproduksi smartphone sebanyak 500.000 unit dalam 1 bulan. Rencananya, jumlah produksi itu akan ditambah dari 500.000 unit per bulan menjadi 600.000 unit per bulan sejalan dengan tingginya pertumbuhan pasar smartphone di Tanah Air.
“Dalam satu bulan, pabrik kami sudah mampu memproduksi sekitar 500.000 unit smartphone dan mudah-mudahan dapat ditingkatkan lagi jumlah produksinya hingga 600.000 unit per bulan,” tukasnya.
Saat ini Advan berupaya mengembangkan software aplikasi khusus untuk pengguna Advan agar mempermudah penggunanya mengunduh berbagai aplikasi tanpa menggunakan akun email seperti biasanya dengan melibatkan berbagai pihak terkait. “Kami akan melibatkan berbagai industri untuk men-develope software ini,” tukasnya.
Kementerian Perindustrian menawarkan lima skema TKDN untuk ponsel 4G LTE kepada seluruh vendor smartphone di Indonesia dengan komposisi TKDN hardware 100%-software 0%, hardware 0%-software 100%, hardware 75%-software 25%, hardware 25%-software 75% dan hardware 50%--software 50%.
Namun, tawaran tersebut ternyata masih menimbulkan kontroversi di kalangan vendor smartphone yang sudah membangun pabrik di Indonesia, karena dianggap akan merugikan vendor yang telah berinvestasi membangun pabrik atau perakitan smartphone di Tanah Air.