Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diperlakukan Diskriminatif, Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Mogok Kerja Satu Pekan

Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Mogok Kerja Satu Pekan
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia melakukan aksi mogok kerja satu pekan karena mendapatkan perlakuan secara diskriminatif dari PT Dinuo Indonesia.

Ketua Serikat Buruh Aneka Industri-Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (SBAI-FBTPI) Asen menyatakan salah satu perusahaan asal Tiongkok, PT Dinuo Indonesia melakukan diskriminasi upah dan jam kerja antara buruh lokal dengan sekitar 50 tenaga asal negeri panda tersebut.

Kami melakukan aksi mogok satu pekan kepada pihak manajemen PT Dinuo Indonesia, dimana kami melayangkan surat pemogokkan jangka waktu 7 hari, namun jika tidak dipenuhi tuntutan kami maka sebagai pekerja PT Dinuo kami akan melanjutkan aksi mogok satu minggu ke depan, kata Asen kepada Bisnis, Selasa (29/3/2016).

Asen menyebutkan buruh asal Tiongkok menerima upah yang lebih besar dan jam kerja yang lebih sedikit dibandingkan buruh lokal. "Kami hanya menerima upah minimum," sambungnya.

Tak hanya itu, perusahaan telah mengingkari Perjanjian Bersama pada 1 Oktober 2015. Pasalnya, dalam kesepakatan itu perusahaan berjanji akan mengangkat 4 buruh yang di putuskan hubungan kerjanya (PHK) oleh manajemen terkait dan akan diangkat menjadi karyawan tetap.

Namun, setelah dua kali perundingan SBAI-FBTPI dengan manajemen PT Dinuo Indonesia yang menjadi pemasok bahan baku sabun ini tak menemukan solusi. Hal ini membuat para buruh memutuskan untuk mogok.

"Buruh yang mogok totalnya ada 162 orang dan memberi dampak terhentinya kegiatan produksi," ungkap DPP FBTPI, Gallyta Nur Bawoel.

Adapun lima tuntutan dalam aksi mogok kali ini ialah; memperkerjakan kembali pekerja yang putus kontrak, mengangkat karyawan tetap tanpa terkecuali, tak ada diskriminasi jam kerja, tidak memberlakukan sistem no work no pay, dan memberlakukan UMSP 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper