Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executice Officer Hermes International SCA Axel Dumas memprediksi 2016 akan menjadi tahun yang sulit bagi industri barang mewah akibat dari aksi terorisme yang terjadi belakangan ini.
Axel Dumas menilai bahwa terorisme berdampak langsung terhadap penurunan pengeluaran para turis. Selama ini spending para wisatawan berkontribusi terhadap sepertiga pendapatan dari industri barang mewah.
“Jumlah wisatawan di Perancis saat ini belum menyamai kondisi pada periode yang sama tahun lalu,” kata Dumas kepada para wartawan di Paris, Rabu (23/3/2016).
Setelah mencatatkan peningkatan laba sebesar 19% pada 2015 secara year-on-year, Dumas menilai bahwa 2016 akan cukup rumit dengan mempertimbangkan kondisi industri yang dihadapi di seluruh dunia. Kendati demikian, Dumas masih menanggapi dengan sikap positif.
“Kita tidak perlu panik, tantangan tidak pernah menyakiti siapa pun,” ujarnya.
Pengeboman di Brussel pada Selasa (22/3/2016) memperburuk prospek di industri barang mewah, yang sepertiga pendapatannya berasal dari pembelian oleh wisatawan.
Konsultan belanja Bain & Co. menyebutkan bahwa pengeluaran wisatawan di Eropa turun 5%, terseret penurunan sebesar 16% di Perancis setelah serangan November di Paris.
“Banyak wisatawan asing melihat Eropa sebagai satu tempat, mereka tidak membedakan antara Paris dan Brussels. Jika ada pemboman di Eropa, itu sama artinya dengan ‘jangan ke sana’ bagi wisatawan. Serangan Brussels akan menambah sentiment negative,” kata Zuzanna Pusz, seorang analis di Berenberg.
Penjualan Hermes di Perancis yang naik 6%, terbilang sangat baik, meskipun terjadi perlambatan setelah tragedi Paris. Dumas mengatakan, untuk mengimbangi penurunan belanja wisata di Paris, mereka mendorong permintaan di kota lain seperti London dan Milan. Adapun saham Hermes naik 2,5% menjadi 319.10 euro pada 10:49 di Paris, hari ini.