Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan setelah memperbesar pabrik dengan investasi US$3 juta, PT Indonesia Epson Industry akan menambah unit mesin produksi dengan investasi mencapai US$200 juta pada tahun ini.
I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, mengatakan prospek industri elektronika dengan teknologi mekanikal presisi yang dijalankan Epson cukup prospektif berada di Indonesia.
“Bisnis Epson masih prospektif berada di Indonesia. Karena Indonesia memiliki tenaga kerja dalam jumlah besar serta terampil, sehingga daya saing produk Epson di pasar global cukup baik. Apalagi teknologi mekanikal presisi belum dapat disaingi negara lain,” tuturnya, Senin (21/3/2016).
Nilai Ekspor
Nilai ekspor Epson dari Indonesia, lanjutnya, setiap tahun mencapai US$8 miliar. Dalam hal ini, manajemen perusahaan akan terus berinvestasi memperbesar kapasitas produksi. Berlokasi di kawasan berikat, Epson berorientasi pasar global.
Selain itu, Kemenperin terus mendorong industri di dalam negeri mendirikan fasilitas research and development (RnD) untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis di Indonesia, yang memiliki pasar sangat besar.
“Semua pabrikan harus punya RnD Center di Indonesia, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di pasar dapat segera direspons, tanpa perlu ke kantor pusat. Selain itu, pemerintah memiliki insentif pajak bagi industri yang membangun RnD Center di Indonesia,” katanya.
Kemenperin, lanjutnya, akan mengajukan pemberian insentif fiskal kepada Kementerian Keuangan bagi industri yang mendirikan fasilitas RnD. Saat ini, Kemenperin tengah memproses pengajuan insentif fiskal dari Astra Daihatsu Motor yang mendirikan fasilitas RnD.