Bisnis.com, SURABAYA - PT Pembangkitan Jawa-Bali memulai pengembangan pembangkit listrik dari energi terbarukan berupa sinar surya, gelombang laut, angin, dan rumput laut.
Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa-Bali Muljo Adjie mengatakan pihaknya hendak meraup pasar sebesar 8.000 MW dari pengadaan 30.000 MW. Diharapkan pembangkit bertenaga energi terbarukan bisa menopang pembangkit eksisting, kini pelaksanaannya dalam tahap perintisan.
“Kalau tidak kita siapkan dari sekarang maka waktu akan lewat begitu saja,” ucapnya.
Dari empat opsi energi terbarukan, pembangkit listrik tenaga angin kapasitasnya akan paling besar 120 megawatt. Kedua adalah pembangkit yang tenaga setrumnya datang dari gelombang air laut kapasitasnya 96 MW.
Dua lainnya adalah pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 60 MW. Sementara pembangkit listrik tenaga rumput laut kapasitasnya 30 MW.
Muljo menjelaskan untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) kini sudah dirintis, yakni PLTS Cirata 1 MW.
Pembangkit ini disertai keberadaan pusat penelitian dan pengembangan. PLN, induk perusahaan PJB, hendak mensubtitusi pembangkit tenaga diesel dengan PLTS.
“PLTS lebih murah daripada PLTD terutama PLTS on grid, biayanya tidak lebih dari Rp2.000 per kWh,” ucap dia.
PLTS Cirata I didesain khusus untuk kepentingan riset. Pembangkit yang beroperasi sejak September 2015 ini terletak di area PLTA Cirata di Purwakarta.
Cirata adalah PLTS terbesar di Pulau Jawa dengan kapasitas terpasang 1.040 kilowatt peak (KWp).
Pembangkit bertenaga energi terbarukan lain yang sedang dikaji adalah rumput laut.
Muljo mengatakan biasanya di pulau-pulau kecil di Indonesia Timur kebutuhan listriknya belum besar.
Di sana lebih cocok untuk ditempatkan unit pembangkit khusus dari energi terbarukan.
"Paling tinggi kebutuhan 10 megawatt. Kami melihat peluang energi baru terbarukan yang bisa kami kembangkan di sana, seperti surya, rumput laut, dan gelombang laut," ucapnya.
Untuk pembangkit berbahan baku rumput laut, PJB menggandeng pebisnis asal Belanda dan akademisi untuk mengkaji lebih jauh, misalnya berapa banyak rumput dibutuhkan untuk hasilkan 1 MW.
Muljo menyatakan rumput laut akan diproses sehingga menghasilkan gas dan gas inilah yang akan dipakai sebagai tenaga penggerak pembangkit listrik.
Adapun jenis rumput laut yang digunakan, imbuhnya, adalah rumput tertentu yang tidak bisa dipakai untuk kosmetik maupun makanan.