Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha perikanan tangkap menyangsikan klaim pertumbuhan produk domestik buto (PDB) perikanan sebesar 8% pada 2015.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus Siswa Putra mengakui adanya lonjakan jumlah tangkapan ikan sepanjang tahun lalu.
Namun, menurut dia, nilai ekonomi sektor perikanan menurun karena terjadi pengurangan ekspor yang diiringi lonjakan impor.
“Seratus persen saya tidak yakin dengan pertumbuhan. Kalau memang naik kan enggak perlu ada impor,” ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu (12/3/2016).
Dwi meminta pemerintah lebih teliti menggunakan kondisi faktual di lapangan.
Dengan demikian, data statistik perikanan benar-benar riil sehingga pemerintah dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran untuk mendorong pertumbuhan.
“Itulah kalau tidak turun langsung melihat keadaan yang sebenarnya dan tanpa ada kajian. Makanya harus kroscek dengan pelaku usaha dan ilmuwan,” katanya.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyitir data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan pertumbuhan PDB perikanan sebesar 8,69% pada kuartal IV/2015.
Dengan demikian, pertumbuhan sepanjang tahun berkisar pada angka 8%.
Menurut Susi, pertumbuhan perikanan didorong oleh kebijakan pemerintah memberantas Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Bertolak belakang dengan Indonesia, negara lain justru mencatat pertumbuhan negatif.
“Thailand minus 3,1% sedangkan China anjlok 4,5%. Ini adalah bukti dari kebijakan-kebijakan pemerintah di sektor kelautan dan perikanan,” ucap perempuan asal Pangandaran, Jawa Barat, ini.