Bisnis.com, NEW DELHI--International Monetary Fund (IMF) menawarkan 7 resep yang dinilai bisa mengatasi ketimpangan pendapatan yang terjadi dan terus memburuk di sekujur Benua Asia.
Dalam riset lembaga ini, terekam 15 dari 22 negara Asia terus menanjak sejak 1990 hingga 2014. The Fund juga mencatat, Asia masih merupakan rumah bagi 2/3 penduduk miskin dunia. Selain itu, banyak perempuan dan kaum muda yang kesulitan mengakses pasar tenaga kerja.
Managing Director IMF Christine Lagarde, dalam pidato pembukaan Advancing Asia Conference: Investing for the Future, Sabtu (12/3/2016), menyatakan situasi-situasi tersebut merupakan tantangan sekaligus juga peluang.
"Bisakah kemiskinan dikurangi, perempuan dan kaum muda lebih berdaya? Bisakah pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan? Bisakah 4,4 miliar orang Asia meraih potensinya? Kami bisa membayangkan kemungkinan ini. Kita hanya harus merealisasikan enam langkah ini," tutur Lagarde.
Pertama, sangat krusial untuk segera memperluas akses layanan publik seperti kesehatan dan finansial. Kedua, mendorong (leveraging) dampak dari kebijakan fiskal. Menurut Lagarde, prioritas program sosial yang dirilis oleh pemerintah harus secara akurat menyasar kelompok yang paling membutuhkan.
"Selain itu, redistribusi yang efektif juga lebih penting ketimbang subsidi umum (across-the-board), serta tak kalah penting adalah membuat pajak menjadi lebih progresif," lanjutnya.
Ketiga, memperkuat peran perempuan dengan membuka selas mungkin akses pendidikan dengan kualitas terbaik untuk anak-anak perempuan, menyingkirkan hambatan-hambatan legal atau logistik, dan mempermudah perempuan yang bekerja dan mengurus keluarga.
IMF menyebutkan, kemudahan mengakses pasar tenaga kerja bagi kaum muda merupakan tameng bagi negara-negara yang populasinya mulai memasuki masa penuaan.
Keempat, terus menambah investasi di sektor infrastruktur, sekaligus membuat investasi tersebut lebih efisien. "Ada 800 juta orang di Asia yang belum bisa mengakses air, sanitasi dan listrik," tutur Lagarde.
Kelima, memperdalam dan memperluas integrasi perdagangan bisa membantu menggamit pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Liberalisasi perdagangan multilateral, lanjutnya, memiliki potensi untuk memperkuat kesejahteraan global.
Lagarde menyampaikan, langkah keenam dan ketujuh adalah bagaimana negara-negara di Asia mampu memahami tantangan perubahan iklim serta good governance.
"Desember tahun lalu, 186 negara telah meneken Paris Agreement. Sekarang, mereka harus merealisasikan janji tersebut, termasuk juga carbon-pricing dan reformasi subsidi energi. Asia, tentu saja, membutuhkan upaya masif dalam hal ini," tukas Lagarde.