Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: Korsel Berniat Bangun Dua Pabrik Senilai Rp8,3 Triliun

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan pihaknya bertemu dengan investor Korea Selatan yang berniat membangun dua pabrik makanan dan minuman senilai US$600 juta (setara Rp8,3 triliun, kurs Rp13.900).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan pihaknya bertemu dengan investor Korea Selatan yang berniat membangun dua pabrik makanan dan minuman senilai US$600 juta (setara Rp8,3 triliun, kurs Rp13.900).

Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, investor Korsel yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman itu menyatakan kesiapannya untuk membangun dua pabrik di Indonesia dengan perkiraan nilai investasi masing-masing pabrik sebesar US$300 juta.

"Mereka saat ini sedang dalam proses untuk menentukan lokasi. Saat ini alternatif lokasi yang dipilih adalah di sekitar Banten atau Jawa Barat dan Jawa Timur untuk dua pabrik makanan dan minuman tersebut," katanya.

Franky menuturkan, CEO perusahaan Korea Selatan tersebut menyampaikan permintaannya terkait kebutuhan serta keberlanjutan bahan bahan baku, salah satunya jagung.

"Mereka sangat siap untuk menyerap apabila bahan baku yang salah satunya jagung tersebut dapat tersedia di dalam negeri," katanya.

Lebih lanjut, Franky menambahkan pihaknya akan mencari solusi agar produk petani dapat di serap oleh investor. "Mengingat investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja dan substitusi produk impor,serta tingginya dampak ganda yang ditimbulkan," ujarnya.

Franky yang baru saja mengunjungi Seoul, Korea Selatan, juga mengaku terus meyakinkan investor negeri ginseng untuk tidak hanya melihat Indonesia sebagai basis industri, namun juga sebagai rumah kedua mereka.

Pasalnya, saat ini banyak fasilitas-fasilitas umum seperti restoran, pusat perbelanjaan dengan berbasis komunitas Korea Selatan yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Franky juga melakukan "one on one meeting"dengan perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang berminat investasi di Indonesia.

Ia juga menjadi pembicara utama dalam business forum dengan 80 CEO perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan minat investasi di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Franky memaparkan mengenai kemudahan layanan investasi di Indonesia termasuk di antaranya layanan investasi tiga jam dan kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).

Pejabat Promosi Investasi Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul, Korea Selatan, Imam Soejoedi mengemukakan IIPC Seoul telah membantu fasilitasi pendirian pabrik tersebut dengan menginformasikan berbagai regulasi dan lokasi-lokasi yang prospektif di Indonesia.

"Kami akan terus mengawal minat investasi yang disampaikan hingga realisasi, bahkan proses konstruksi. Ini sesuai dengan arahan Kepala BKPM untuk menyediakan layanan 'end-to-end services' kepada para investor," katanya.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.

Investasi yang masuk dari Korea Selatan pada 2015 mencapai US$1,2 miliar, tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar  dan didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper