Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah BUMN karya mendukung rencana pemerintah yang akan membentuk perusahaan induk (holding) di sektor konstruksi. Pembentukan perusahaan induk ini diyakini dapat meningkatkan kapasitas sekaligus daya saing BUMN dalam pembangunan infrastruktur di tanah air.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M. Choliq mengatakan pihaknya mendukung sepenuhnya rencana pemerintah untuk membentuk gabungan perusahaan BUMN karya. Dia menilai dengan kapasitas yang semakin besar, BUMN dapat meningkatkan daya saingnya terhadap swasta.
“Dengan perusahaan yang skalanya jauh lebih besar, supaya mempunyai kemampuan yang jauh lebih besar, dan lebih kompetitif. Tujuannya itu. Bentuk masuknya seperti apa belum tahu,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (01/03).
Dia mengaku dengan pembentukan induk perusahaan tersebut, peluang BUMN untuk memenangkan lelang proyek akan menjadi semakin besar. Satu-satunya yang menjadi kekhawatiran, ujarnya, adalah investor asing. Seperti diketahui, pemerintah kini memperbolehkan kepemilikan asing hingga 100% di sektor jalan tol dalam revisi Daftar Negatif Investasi (DNI).
“Kontraktor terbesar di negeri ini selama berpuluh-puluh tahun tetap BUMN. Iya kan? Yasudah mau takut apalagi. Satu-satunya [ancaman] adalah luar negeri,” tambahnya
Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk Muhammad Sofyan mengaku pihaknya juga mendukung penuh langkah yang ditempuh pemerintah selaku pemegang saham. Dia meyakini sinergi antar BUMN konstruksi dapat membuat BUMN memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam percepatan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol
“Kami mendukung sepenuhnya sinergi BUMN untuk mendorong kinerja Jasa Marga agar dapat berpartisipasi lebih besar lagi dalam pembangunan jalan tol, dan meningkatkan daya saing di tengah persaingan global,” ujarnya.
Meski demikian, dia mengaku masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN terkait proses pembentukan holding untuk membahas lebih detail dalam internal perusahaan. Dia juga tidak bisa memastikan apakah Jasa Marga akan ditunjuk sebagai pemimpin (leader) dalam holding tersebut.
“Mengenai rencana holding, kami sepenuhnya menunggu arahan dari Kementerian BUMN,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Suradi Wongso mengatakan pihaknya justru mengetahui tentang rencana pembentukan holding dari media. Sejauh ini dia mengaku belum ada pembicaraan di internal perusahaan terkait hal ini.
“Kita malah tahunya ada holding dari koran Bisnis Indonesia. Sejauh ini belum ada pembicaaan internal,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Taufik Widjoyono mengungkapkan ada tiga sasaran besar yang ingin dicapai pemerintah melalui pembentukan holding. Pertama, untuk membangun perumahan untuk mendukung program sejuta rumah, lalu untuk mempercepat pembangunan jalan tol, serta mendukung program 35.000 mW.
“Yang saya ketahui masing-masing [BUMN} masih bisa berdiri sendiri sehingga fleksibilitas dalam mengerjakan tugas ke-PU-an tidak akan terganggu. Itu yang saya pahami,” ujarnya.
Dengan demikian, meskipun Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding konstruksi tersebut dapat terlaksana pada tahun ini, dia menegaskan hal tersebut tidak akan berdampak buruk bagi proyek-proyek infrastruktur yang tengah masa konstruksi.
Dia juga meyakini pembentukan holding akan membuat kapasitas permodalan BUMN semakin besar. Kondisi itu akan membuat BUMN menjadi lebih bankable sehingga lebih mudah mencari sumber pembiayaan.