Bisnis.com, KEBUMEN – Memasuki musim panen padi yang akan berlangsung hingga Mei 2016, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta jajaran Perum Bulog di daerah untuk segera sigap menyerap gabah produksi petani.
Dari hasil pemantauan ke sejumlah daerah di Jawa Tengah, diketahui harga gabah di sejumlah daerah mulai mengalami penurunan. Padahal, petani belum melangsungkan panen raya. Hal ini dikhawatirkan menurunkan kesejahteraan petani.
Amran menyampaikan pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya, harga beras menjelang panen masih cukup terjaga. Jika panen masih sedikit saja harga di tingkat petani sudah tertekan, maka sata panen harganya akan semakin anjlok.
“Bulog seharusnya tidak menggunakan alasan kadar air dalam menyerap gabah petani, karena ini selalu terjadi dan terjadi di seluruh dunia setiap masa panen. Harus disiasati bagaimana caranya. Kan ada skema PSO [public service obligation] dan komersial,” ungkap Amran di Kebumen, Selasa (1/3/2016).
Dari informasi yang diperolehnya, kini harga gabah di beberapa daerah yang akan melangsungkan panen telah bergerak di level Rp3.300-an. Sebagai gambaran, berdasarkan Inpres no 5 tahun 2015 tentang pengadaan gabah dan beras, harga gabah di tingkat petani yaitu minimal Rp3.600.]
Amran pun menyebut Bulog dapat melakukan penyerapan gabah dan beras di luar kualitas dnegan mengacu pada refraksi kadar air yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 21/PP.200/4/2015.
Dalam beleid tersebut, pemerintah mengatur harga acuan pembelian sesuai kandungan kadar air pada gabah. Semakin tinggi kadar airnya, maka semakin rendah pula HPP-nya. Hal ini dikarenakan kadar air tinggi dapat menyebabkan beras cepat membusuk.