Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Obat JKN Rendah, Gap Pertumbuhan Produksi dan Nilai Industri Farmasi Melebar

Harga Obat JKN Rendah, Gap Pertumbuhan Produksi dan Nilai Industri Farmasi Melebar

Bisnis.com JAKARTA- Harga obat Jaminan Kesehatan Nasional tidak mampu mengangkat pertumbuhan nilai sehingga membuat industri farmasi harus terus menggenjot volume.

Data Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa pertumbuhan produksi atau volume industri farmasi mencapai 12,53% pada 2015 dari tahun sebelumnya. Begitu pula pada kuartal IV/2015 yang terkerek sampai 15,27% dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama. Padahal industri farmasi tumbuh di angka 9%-11% atau selisih pertumbuhan nilai dan volume sebesar 60%.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) Darojatun Sanusi menilai harga obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang murah secara tidak langsung menurunkan nilai produk farmasi tersebut, meski adanya program JKN turut meningkatkan pertumbuhan obat dalam negeri mengingat 70% dari obat JKN sudag digarap oleh industri lokal.

"Harga [obat] kita kan murah sekali dibandingkan dengan obat internasional. Jadi volumenya naik signifikan, tapi value-nya juga turun signifikan," katanya pada Bisnis Senin (29/2/2016).

Industri farmasi terus tumbuh di atas rata-rata ekonomi nasional. Ia mencotohkan jika nilainya bisa naik 11% dalam rupiah, maka sama dengan empat atau lima kali lipat volume.

Sebenarnya kapasitas industri ini sudah cukup besar dan sudah bisa memenuhi kebetuhan domestik, kecuali yang masih dalam paten. Maka industri bisa memproduksi obat paten yang sudah habis masa patennya dengan harga yang jauh lebih rendah, katanya.

Darojatun memaparkan bahwa ketidakakuratan data tentang kebutuhan obat JKN dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak jelas bisa menghambat kesempatan investasi industri farmasi.

Industri farmasi kan menuju industri bahan baku obat. Jadi bahan baku obat baik yang berasal dari investor domestik maupun luar negeri, yang penting nanti bisa dipakai oleh JKN, tapi angka kebutuhannya harus jelas karena data itu dibutuhkan investor, tuturnya.

Harjanto, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian menargetkan industri farmasi akan tumbuh di angka yang hampir sama dengan tahun lalu. Mungkin [pertumbuhannya] enggak sampai double digit, tapi mungkin di bawah 10% atau mencekati double digit itu sudah cukup bagus, mengingat pertumbuhan manufaktur di atas 5%, ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper