Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Klaim Berhasil Garap Kebun Sawit di Lahan Gambut

Pebisnis di industri perkebunan kelapa sawit Malaysia mengklaim berhasil meningkatkan produktivitas panen perkebunan di lahan gambut hingga 38 ton per hektare per tahun, dengan menggunakan inovasi teknik pemadatan permukaan lahan.
Kebun kelapa sawit/Ilustrasi
Kebun kelapa sawit/Ilustrasi

Bisnis.com, MIRI, Serawak - Pebisnis di industri perkebunan kelapa sawit Malaysia mengklaim berhasil meningkatkan produktivitas panen perkebunan di lahan gambut hingga 38 ton per hektare per tahun, dengan menggunakan inovasi teknik pemadatan permukaan lahan.

Bandingkan dengan rerata produksi kelapa sawit di lahan gambut di Indonesia yang baru bisa dicapai pada kisaran 23 ton karena belum menggunakan inovasi dalam memperlakukan lahan gambut.

Pemerintah Malaysia sendiri sangat mendukung pemanfataan lahan gambut yang memberi manfaat ekonomi sekaligus tidak merusak ekologi karena memanfaatkan tata kelola yang baik.

Direktur Pelaksana Woodman Group Of Companies Dato Sri Law Kiu Kiong mengatakan perusahaan perkebunannya yang mengelola sekitar 60.000 hektare kebun kelapa sawit di lahan gambut berhasil melakukan panen sekitar 32 ton per hektare per tahun dengan usia pohon sekitar 6 tahun.

"Kebun kami sudah menggunakan cara pemadatan lahan dan pemupukan dengan baik. Hasil kebun ini bisa 32 ton [per hektare per tahun] dengan usia tanaman sekitar 6 tahun. Pemadatan memang butuh investasi, mencapai 500 ringgit Malaysia per hektare," ujarnya di sela-sela peninjauan salah satu kebun milik Woodman di Miri, Serawak, Kamis (25/2/2016).

Sejumlah pengurus Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bersama beberapa wartawan asal Indonesia diundang oleh Lembaga Laboratorium Riset Gambut Tropical Malaysia untuk melakukan peninjauan lapangan ke sejumlah perkebunan sawit di lahan gambut di negara tersebut.

Law mengatakan teknik pemadatan itu terbukti mampu menjadi terobosan dalam meningkatkan produksi kelapa sawit di lahan gambut yang ada di kebunnya.

Hal serupa didapati di perkebunan sawit milik Serawak Oil Palm Berhad yang mampu mendongkrak panen salah satu kebunnya hingga berproduksi 38 ton per hekatere per tahun.

Lembaga Laboratorium Riset Gambut Tropical Malaysia Lulie Melling mengatakan inovasi teknik pemadatan permukaan perkebunan lahan gambut sudah mulai diterapkan oleh beberapa perkebunan di Malaysia sejak 2005.

"Bahkan ada yang sudah merintis sejak 1999. Saya sendiri mulai membantu program ini sejak 2007 begitu pulang dari menyelesaikan program doktor dari luar negeri. Teknik pemadatan ini tidak hanya meningkatan produksi sawit tapi juga mampu mencegah terbakarnya lahan gambut," ujar perempuan pakar manajemen lahan gambut yang populer di banyak negara tersebut.

Menurut Lulie, pemadatan permukaan lahan di kedalaman sekitar 40 cm menjadikan sawit lebih kokoh tumbuh dan mampu hidup secara baik. Di sisi lain, pemadatan tersebut juga menjaga perapatan pori tanah dan tingkat kelembaban lapisan teras lahan dari risiko kering yang biasanya rentan terbakar.

"Banyak orang salah duga yang menyebut kebun sawit penyebab mudah terbakarnya lahan gambut. Padahal dalam hasil penelitian kami justru lahan gambut yang tidak diurus yang sering terbakar. Lahan gambut yang dikelola menjadi kebun sawit justru aman dengan menggunakan teknik pemadatan permukaannya."

Dia menambahkan kerajaan Malaysia mendukung penuh pengelolaan lahan gambut secara ramah lingkungan untuk perkebunan supaya bisa memberikan manfaat ekonomi bagi negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irsad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper