Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manggis Indonesia Tembus China

Pemerintah China membuka sebesar-besarnya pasar ekspor manggis Indonesia ke negara itu.
Manggis /herbzway
Manggis /herbzway

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China membuka sebesar-besarnya pasar ekspor manggis Indonesia ke negara itu.

Terhitung per Maret mendatang, manggis produksi petani lokal akan menjajaki pasar negara berkembang terbesar dunia itu.

Meski mengeksor banyak jenis buah ke Indonesia, China sebelumnya membatasi impor buah-buahan dari Indonesia. Sebelum membuka impor manggis, China juga mengimpor beberapa buah tropis Indonesia, seperti nanas, pisang, dan salak.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Banun Harpini menyampaikan mulai Maret nanti, China membebaskan kuota masuk sebesar-besarnya manggis dari Indonesia. Hal ini dinilai akan berdampak positif pada petani dan eksportir manggis lokal.

“Badan Karantina akan memberikan sertifikasi produk sehingga inspeksi hingga ke sektor hulu akan diperketat. Kita harus memastikan keamanan produk buah ini sehingga ekspor ke China bisa terus dilakukan,” ungkap Banun pada Bisnis, Rabu (24/2/2016).

Perrbaikan di sektor hulu menjadi perhatian pemerintah. Petani didorong untuk mengimplementasikan skema GAP (Good Agricultural Practices),  sehingga produk buah-buahannya aman dikonsumsi.

Apalagi, ungkap Banun, China merupakan konsumen terbesar komoditas dunia sehingga volume ekspor ke negara tersebut amat prospektif. Negeri Tembok Raksasa pun akan mengevaluasi setahun sekali kualitas dan keamanan pangan yang diimpor mereka dari Indonesia.

Anjlok

Sebagai informasi, Indonesia sebenarnya pernah mengekspor manggis ke China sejak 2010. Namun di tengah jalan, proses ekspor berhenti karena China menemukan ada manggis Indonesia yang tidak memenuhi syarat yang mereka tetapkan.

Hal ini menyebabkan ekspor manggis ke negara itu anjlok pada tahun-tahun berikutnya. China lalu memperketat impor manggis dari Indonesia.

Menyikapi hal ini, pemerintah Indonesia terus memperjuangkan ekspor manggis ke negara itu, dan berakhir pada pembukaan kuota impor sebesar-besarnya pada 2016 ini.

Menurut Banun, para eksportir manggis Indonesia pun tak ingin kehilangan pasar China.

“Saat China belum membuka impornya, eksportir kita itu sudah mengincar pasar negara itu. Artinya, harga manggis di sana memang bagus,” kata Banun.

Sementara itu, Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sudjono mengatakan, potensi manggis Indonesia memang sangat besar dan dapat menyesuaikan dnegan permintaan pemerintah Negeri Panda.

“Setelah ini, sisi pascapanennya akan kita persiapkan. Kita harus memanfaatkan pasar China yang snagat potensial ini, harganya juga sangat bagus. Sekarang pemerintah akan mulai negosiasi untuk meningkatkan ekspor buah tropis lainnya,” ungkap Spudnik.

GAP

Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), Jhony Hasan menyampaikan Indonesia jangan sampai menyia-nyiakan pembukaan pasar oleh China. Untuk itu, pembangunan di sektor hulu haruslah digenjot.

 “Manggis ini kita memang punya namun harus dikumpulkan terlebih dahulu karena letaknya snagat menyebar. Kemudian, butuh pendampingan untuk memastikan petani benar-benar menerapkan GAP dalam melakukan penanaman buah-buahan,” ungkap Jhony.

Jhony mengaku harga buah tropis Indonesia memang menggiurkan. Untuk manggis, kisarannya adalah US$2-US$4 per kilogram, pisang sebesar US$1,5-US$2,5 per kilogram, sementara pisang US$1,5-US$2,5 per kilogram.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper