Bisnis.com, JAKARTA-PT Shell Indonesia, produsen minyak dan gas, akan terus mencari solusi untuk menghasilkan produk yang dapat meningkatkan efisiensi energi sekaligus menekan emisi karbon.
Dian Andyasuri, Director of Lubricants Shell Indonesia, mengatakan
efisiensi energi menjadi kunci bagi kalangan pelaku industri di Indonesia untuk bisa menghadapi tantangan energi tersebut.
“Shell sebagai pelaku bisnis dalam industri minyak dan gas telah lama menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan energi itu,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (19/2/2016).
Menurutnya, Shell memilih inovasi teknologi untuk membantu mengatasi tantangan energi yang dihadapi kalangan industri di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Dia menjelaskan harga minyak dan gas (migas) yang rendah tidak hanya menciptakan masalah ekonomi bagi negara penghasil migas tapi juga menunda investasi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Jika kondisi itu terus berlanjut, lanjutnya, maka akan mendorong terjadinya krisis pasokan energi dunia termasuk ke Indonesia dan para pelaku industrinya ikut merasakan imbas dari kondisi tersebut.
“Sektor industri yang paling banyak menyerap konsumsi energi global termasuk di Indonesia. Sehingga efisiensi energi menjadi kunci bagi pelaku industri untuk bisa menghadapi tantangan energi ini,” ujarnya.
Dian menyampaikan hal itu dalam forum diskusi Shell Indonesia Technology Conference 2016 bertema “Performing in a challenging economy through technology leadership” yang diselenggarakan PT Shell Indonesia di Jakarta, kemarin (17-18/2/2016).
Hadir dalam forum diskusi antara lain Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementrian Perindustrian, dan Vice Presiden Shell Global Commercial Technology, Anrew Hepher serta para pelaku industri nasional.