Bisnis.com, SURABAYA - PT Pembangkitan Jawa-Bali, anak usaha PT PLN (Persero), menilai pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap batu bara tidak hanya semata untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Direktur Utama PT PJB Muljo Adji mengatakan dalam penggunaan batu bara ada aspek lain yang tidak kalah penting dibandingkan dengan kemampuannya menghasilkan listrik.
"Ini menyangkut masalah lingkungan dan keselamatan kerja," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/2/2016). Hal ini dikemukakan Mulyo saat membuka Seminar Coal-Ash Mixed Material di Indonesia di kantor PJB.
Saat ini PJB mengoperasikan delapan pembangkit listrik yang telah ada di Jawa-Bali. Satu di antaranya, yakni Unit Pembangkit Paiton, adalah berbahan bakar batu bara dengan kapasitas 800 megawatt (MW).
Sementara peran PJB sebagai jasa operasi dan perawatan dalam proyek ftp tahap I, perseroan berkiprah dalam lima unit pembangkit. Mereka adalah PLTU Rembang, Tanjung Awar-awar, Paiton Baru, Pacitan, dan Indramayu.
Pengoperasian PLTU berkorelasi dengan bertambahnya abu batu bara (coal ash). Coal ash merupakan produk sampingan dari proses pembakaran batu bara sebagai bahan bakar di boiler.
Volume debu yang tinggi sebagian besar masih ditimbun di dalam landfill sehingga kapasitas tampungnya semakin terbatas. "Oleh karena itu, batu bara juga menyangkut lingkungan karena menyangkut pengolahan limbah," ujar Muljo.
Pemanfaatan abu batu bara selama ini sebagian besar hanya terhadap fly ash sedangkan bottom ash hampir belum dimanfaatkan. Implementasi fly ash yang sudah dilakukan di Indonesia, termasuk oleh PJB, meliputi penggunaan untuk bahan bakar dan bahan baku semen, paving blok, batako, dan bata ringan.
Menyikapi sisi lingkungan PLTU batu bara tersebut, PJB mengklaim pihaknya peduli terhadap debu batu bara. Perseroan meningkatkan program reduce, reuse, dan recycle terhadap batu bara.
Fly ash yang dihasilkan pembangkit disalurkan kepada perusahaan semen untuk diolah menjadi semen. Bahan ini juga bisa menjadi campuran beton yang akhirnya bermanfaatan dalam program konstruksi oleh pemerintah maupun swasta.