Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keluar dari DNI, Hulu Farmasi Diyakini Lebih Subur

Kementerian Perindustrian meyakini hulu industri farmasi dapat bertumbuh lebih subuh sejalan dengan dikeluarkannya bidang ini dari daftar negatif investasi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA—Kementerian Perindustrian meyakini hulu industri farmasi dapat bertumbuh lebih subuh sejalan dengan dikeluarkannya bidang ini dari daftar negatif investasi.

 

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan selama ini bahan baku obat 90% diimpor. Guna menekan persentase ini maka industri hulu farmasi harus digerakkan. Salah satunya bisa dengan membuka kesempatan bagi perusahaan asing menancapkan modal.

 

“Bagaimana agar importasi ini dikurangi tentu dengan membangun industri obat dari hulu ke hilir di dalam negeri,” ucapnya di sela kunjungan ke kawasan industri di Gresik.

 

Saleh menyambut baik dikeluarkannya industri farmasi dari daftar negatif investasi. Dengan begini bidang usaha ini jadi terbuka seratus persen terhadap aliran kapital dari luar negeri. Menurutnya, bahkan tidak masalah jika perusahaan bahan baku obat sepenuhnya dimiliki asing.

 

Alasan Saleh, karena kenyataannya industri farmasi domestik belum piawai memproduksi bahan baku obat. Kendati investasi yang dimiliki asing, tetap saja akan menggerakkan penghiliran industri obat di Tanah Air.

 

Anchor industri yang masuk bisa merangsang kehadiran perusahaan lain yang ada dalam rantai produksi bahan baku obat. Selain itu juga bisa menekan harga obat serta membuka lapangan kerja lebih lebar bagi tenaga kerja Indonesia.

 

“Tidak ada ancaman masuknya tenaga kerja asing, justru akan menyerap tenaga kerja lokal juga,” ujar Saleh.

 

Namun Kementerian Perindustrian sejauh ini baru dalam taraf menyambut potensi investasi asing yang bakal masuk. Belum ada langkah lebih lanjut yang disiapkan. Misalnya, dengan memberikan tenggat waktu peningkatan lokalisasi bahan baku obat.

 

Sebagai contoh di industri otomotif, Kemenperin menetapkan batasan lokalisasi komponen bagi pemanufaktur low cost and green car. Menanggapi hal ini Saleh menjawab, “Nanti kami koordinasikan dengan Kemenkes. Kalau sekarang yang penting bagaimana kurangi impor dulu”.

 

Diberitakan Bisnis sebelumnya,  pelaku industri farmasi membenarkan untuk membangun struktur industri yang kuat, harus dimulai dari pembangunan industri hulu di dalam negeri.

 

Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto mengakui industri bahan baku obat belum kuat. Oleh karena itu, industri hulu harus disuburkan agar perlahan bisa dilanjutkan dengan mengembangkan industri perantara.

 

“Memangun industri bahan baku itu tidak mudah. Perlu kondisi khusus untuk mengembangkan ini, termasuk dari sisi perpajakan,” katanya kepada Bisnis.

 

Dia menjelaskan bahwa hampir 50% bahan baku farmasi global dikuasai oleh China dan India yang kuat industri hulu dan antaranya. Menurutnya, Indonesia juga punya potensi untuk mengembangkan industri antara yang bahan bakunya berasal dari industri petrokimia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper