Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Rendahnya Impor Bahan Baku/Penolong Januari

Kementerian Perindustrian menilai penurunan nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari 2016 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya akibat industri meningkatkan stok menjelang natal dan tahun baru.
Ilustrasi/afagh.com
Ilustrasi/afagh.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menilai penurunan nilai impor bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari 2016 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya akibat industri meningkatkan stok menjelang natal dan tahun baru.

Haris Munandar N., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kemenperin, mengatakan kendati nilai impor bahan baku/penolong turun 22,03% dibandingkan tahun lalu, porsi impor golongan barang ini masih di atas 70%.

“Kita tidak bisa menarik kesimpulan secara keseluruhan hanya melihat impor pada Januari. Karena pada Desember pelaku industri meningkatkan stok bahan baku untuk menghadapi natal, tahun baru serta liburan panjang,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/2/2016).

Secara siklus tahunan, lanjutnya, impor bahan baku/ penolong dan barang modal pada Januari selalu rendah. Secara siklus tahunan juga, pada Januari impor barang konsumsi meningkat, utamanya didorong oleh permintaan produk tekstil.

Oleh karena itu, lanjutnya, gambaran riil kondisi sektor manufaktur akan terlihat mulai Februari ataupun Maret. Selama ini, lanjutnya, impor bahan baku/penolong industri didominasi oleh industri makanan dan minuman serta petrokimia.

Namun, berdasarkan data BPS, impor nonmigas golongan barang serealia, yang menjadi salah satu bahan baku industri makanan & minuman pada Januari 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya meningkat 86,3%, yakni dari US$238 juta menjadi US$443,4 juta.

“Kalau di industri makanan dan minuman, permintaan Januari sudah bagus, terasa lebih baik,” ujar Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper