Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Nilai Ekspor Indonesia Januari Turun 11,88%

Nilai ekspor Indonesia Januari 2016 mengalami penurunan dari bulan sebelumnya (Desember 2015) sebanyak 11,88%.
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai ekspor  Indonesia Januari 2016 mengalami penurunan dari bulan sebelumnya (Desember 2015) sebanyak 11,88%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2016 mencapai US$10,50 miliar, sedangkan Desember 2015  mencapai US$11,89 miliar atau meningkat 6,98% dibanding ekspor November 2015, sedangkan dibanding Desember 2014 menurun 17,66%.

“Nilai ekspor Januari 2016 kita turun 11,88%. Demikian juga dibanding Januari 2015, menurun 20,72 persen,” ujarnya di Jakarta, Senin (15/2/2016).

Demikian juga dibanding Januari 2015 menurun 20,72%.  Dia menjelaskan ekspor nonmigas Januari 2016 mencapai US$9,39 miliar, turun 11,52% dibanding Desember 2015, demikian juga dibanding ekspor Januari 2015,  turun 16,77%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2016 terhadap Desember 2015 terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$327,3 juta (20,15%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$128,8 juta (50,02%). 

Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat pada Januari 2016 mencapai angka terbesar yaitu US$1,23 miliar, disusul Jepang US$1,04 miliar dan China US$0,89 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,64%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,16 miliar. 

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2016 turun 15,53% dibanding bulan yang sama  2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 25,14%, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 6,64%. 

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$1,98 miliar (18,82%), diikuti Jawa Timur US$1,29 miliar (12,24%) dan Kalimantan Timur U$1,12  miliar (10,69%).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper