Bisnis.com, JAKARTA - Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank Infrastruktur Asia akan mengkaji kemungkinan pemberian dukungan pendanaan bagi enam proyek infrastruktur Indonesia senilai US$2 miliar.
Vice President AIIB Luky Eko Wuryanto mengatakan keenam proyek tersebut terbagi ke dalam beberapa sektor, antara lain pelabuhan, jalan, air minum, hingga listrik. Menurutnya, AIIB akan mendukung proyek infrastruktur yang bersifat clean and green.
“Belum ada keputusan, pemerintah kan sudah usulkan 6 project, tetapi itu belum masuk mekanisme pemilihan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (10/2/2016).
Dia menambahkan AIIB selayaknya dipandang sebagai opsi lembaga multilateral lain seperti Asian Development Bank (ADB) dan Bank Dunia. Masing-masing lembaga tersebut, ujar dia, memiliki kebijakan arah pendanaan yang akan diberikan terkait proyek infrastruktur.
Saat ini, Luky juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), sekaligus juga Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah di Kementerian Koordinator Perekonomian.
Terkait predikat barunya sebagai VP AIIB, Luky menyatakan wewenangnya itu akan efektif berlaku sejak Mei tahun ini. Dia pun siap melepas jabatannya di Indonesia. “VP [AIIB] mulai Mei, nanti saya pindah ke kantor pusat. KPPIP masih banyak yang muda-muda,” ujarnya.