Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalah Bersaing, Toshiba & Panasonic Lighting Tutup Pabrik

Sejumlah asosiasi industri menilai penutupan satu pabrik televisi Toshiba dan dua pabrik lampu Panasonic akibat hilangnya daya saing produsen Jepang dihadapan China dan Korea Selatan.
 Manufaktur China/Reuters
Manufaktur China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah asosiasi industri menilai penutupan satu pabrik televisi Toshiba dan dua pabrik lampu Panasonic akibat hilangnya daya saing produsen Jepang dihadapan China dan Korea Selatan.

Ali Soebroto Oentaryo, Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), mengatakan pabrik televisi Toshiba telah dijual kepada investor asal China beberapa waktu lalu. Perusahaan asal Jepang ini diperkirakan akan berhenti memproduksi consumer electronic.

Consumer electronic secara umum tidak menguntungkan dan Jepang tidak kompetitif. Lebih cepat produsen Jepang beralih bisnis ke sektor lain, maka lebih baik untuk perusahaan dan menghentikan kerugian,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/2/2016).

Menurutnya, peralihan Toshiba dari consumer electronic telah terlihat dari penghentian produksi DVD Player dan Audio secara global. Padahal, perusahaan ini merupakan salah satu pionir di dunia untuk kedua produk.

Menurutnya, penutupan pabrik di kedua perusahaan tidak terkait dengan iklim investasi di Indonesia. Hal ini merupakan kepentingan bisnis global. Adapun Panasonic Lighting diprediksi akan menyerahkan produksi kepada perusahaan di China.

“Produsen terbesar TV dan lampu dunia saat ini adalah China. Mereka memiliki seluruh pohon produksi dari hulu ke hilir. Maka ketimbang bangun pabrik sendiri, kedua pabrik ini kami prediksi akan menyerahkan produksi ke China dan me-rebranding dengan merek sendiri,” tuturnya.

Menurutnya, hingga saat ini sangat sulit menyaingi daya saing China dan Korea Selatan. Untuk meningkatkan daya saing industri elektronika Indonesia, dibutuhkan perbaikan fundamendal, bukan sekadar operasional seperti infrastruktur, logistik, upah buruh dan kredit perbankan.

Pada tahun lalu, lanjutnya, pasar elektronik Indonesia turun 15% dari omzet 2014 yang mencapai Rp40 triliun. Dengan percepatan pengerjaan proyek pemerintah pada tahun ini, penjualan 2016 diperkirakan samai 2014.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper