Bisnis.com, PADANG - Kenaikan harga daging sapi, ayam ras dan bumbu-bumbuan di awal tahun memicu inflasi Sumatra Barat sepanjang Januari 2016.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatakan dua kota yang menjadi barometer pergerakan ekonomi daerah itu yakni Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi tipis masing-masing 0,02% dan 0,30%.
Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri mengatakan secara umum inflasi daerah itu di awal tahun ini cukup terkendali, atau hanya tumbuh tipis.
“Inflasi Kota Padang dan Bukittinggi termasuk tidak terlalu tinggi dibandingkan daerah lainnya di Sumatra. Meski sejumlah komoditas mengalami kenaikan, tetapi cukup terkendali,” katanya, Senin (1/2/2016).
Dia mengatakan inflasi di dua kota itu disebabkan meningkatnya harga sejumlah kebutuhan pokok. Harga daging misalnya mengalami inflasi sebesar 4,84% di Bukittinggi dan 3,02% di Padang.
Peningkatan paling tinggi terjadi pada harga bumbu-bumbuan yang tumbuh hingga 7,46%. Selain itu, di Kota Padang ikan awetan mengalami inflasi 2,57%, bahan bakar, penerangan dan air inflasi 2,26%. Sisanya sebagian besar mengalami deflasi.
Sedangkan di Kota Bukittinggi, inflasi juga dipicu peningkatan harga telur dan susu yang inflasi 1,34%, sayur-sayuran 1,10%, dan tembakau dan minuman beralkohol 1,85%.
Adapun, laju inflasi year on year (yoy) Januari 2016 Kota Padang sebesar 2,90% dan Bukittinggi 3,50%.
Pembentukan inflasi daerah itu disebabkan peningkatan harga pada empat kelompok pengeluaran di Kota Padang, dan enam kelompok pengeluaran mengalami peningkatan di Bukittinggi. Sisanya mengalami deflasi.
Sementara itu, indek harga konsumen (IHK) di Padang meningkat menjadi 127,12 poin dari bulan sebelumnya sebesar 127,10 poin, dan Bukittinggi meningkat menjadi 121,88 dari sebelumnya 121,52 poin.