Bisnis.com, DENPASAR - Pemkot Denpasar berencana merevitalisasi sebanyak dua pasar tradisional di ibukota Bali untuk meningkatkan kualitas dan sekaligus menambah pendapatan bagi daerah.
Dua pasar yang akan direvitalisasi tersebut adalah Pasar Poh Gading di Desa Ubung, dan Pasar Desa Sumerta dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) dan APBD Denpasar 2016.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Denpasar I Wayan Gatra mengungkapkan dengan tambahan dua pasar tersebut, maka akan ada 22 pasar tradisional yang telah direvitalisasi.
"Dari total pasar di Denpasar ada 34, kalau tambahan dua pasar itu direvitalisasi, maka masih akan ada sekitar 11-13 pasar perlu direvitalisasi. Kami targetkan dalam beberapa tahun ke depan semua sudah direvitalisasi," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (1/2/2016).
Dia menjelaskan untuk revitalisasi Pasar Poh Gading di Ubung akan dianggarkan senilai Rp6 miliar. Menurutnya, anggaran tersebut merupakan lanjutan dari kucuran dana tahun lalu yang sudah dapat Rp5 miliar.
Pembangunan pada tahun ini akan meliputi penambahan kios untuk pedagang sehingga mampu menampung lebih banyak. Adapun revitalisasi untuk Pasar Sumerta akan menggunakan DAK Rp 49 juta ditambahkan APBD senilai Rp2,2 miliar.
Gatra menyatakan revitalisasi tidak hanya meliputi pembangunan gedung baru dan kios, tetapi pihaknya akan menambah sarana kelengkapan seperti air bersih dan lantai bersih. Selain itu, di beberapa pasar juga sudah diberikan fasilitas berupa keranjang belanja dan troli, sehingga mampu menarik minat masyarakat berbelanja.
Sasaran Denpasar ke depan, ujarnya, adalah memecah lokasi tujuan masyarakat ke pasar, agar tidak hanya mendatangi pasar pusat seperti Pasar Badung. Diharapkan masyarakat di pinggiran, akan mendatangi pasar-pasar terdekat sehingga sentra perekonomian akan tersebar.
Selain itu, Pemkot Denpasar berniat menjadikan pasar tidak hanya sebagai lokasi jual beli, tetapi mampu menjadi salah satu obyek wisata. Salah satu pasar yang sudah berhasil menjadi lokasi obyek wisata ini adalah Pasar Sindu di Sanur, yang saat ini menjadi rujukan bagi wisatawan mancanegara.
Lebih lanjut ditegaskan Gatra, upaya revitalisasi sejauh ini berhasil memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan pengelola pasar. Sebagai gambaran, dari 34 pasar tradisional di seluruh Denpasar, 19 pasar dikelola desa adat dan sisanya dikelola Perusahaan Daerah Pasar Denpasar.
Dia menyebutkan sejak revitalisasi dilakukan, rerata omset pasar melonjak drastis dari dulunya hanya Rp2,5 miliar per bulan menjadi Rp14 miliar per bulan. Hal itu, kata dia, membuktikan masyarakat mulai memilih pasar tradisional untuk menjadi lokasi membeli kebutuhan.
Ketua Kadin Bali Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra menilai revitalisasi pasar mendesak dilakukan, tidak hanya di Denpasar tetapi ke seluruh Bali. Menurutnya, pasar tradisional harus dipertahankan agar tidak kalah dari serbuan peritel modern serta investor besar.
Alit meminta pemerintah Bali juga segera melakukan revitalisasi pasar di daerah lain sehingga perekonomian masyarakat terjaga dan kelas bawah akan terus tumbuh. Menurutnya, sekarang ini fungsi pasar tradisional harus ditambah tidak sekadar lokasi jual beli tetapi menjadi obyek wisata sehingga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang setempat.