Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Mal Dituntut Berubah di Era Persaingan

Pengelola susat perbelanjaan di Tanah Air kini ditantang untuk kreatif dalam senantiasa mengubah konsep agar dapat survive diantara pesaingnya sekaligus menjaga okupansi.
Pusat perbelanjaan/Ilustrasi
Pusat perbelanjaan/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola pusat perbelanjaan di Tanah Air kini ditantang untuk kreatif dalam senantiasa mengubah konsep agar dapat survive diantara pesaingnya sekaligus menjaga okupansi.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) A Stefanus Ridwan mengatakan saat ini secara rerata okupansi pusat belanja di Indonesia mencapai 90%. Kendati demikian, ada beberapa pusat belanja yang okupansinya di bawah rerata industri.

Untuk itu, agar bisnis tetap survive, pengelola harus kreatif membuat konsep yang dapat menjaring banyak pengunjung. Bisa saja membuat konsep keluarga, dengan mengedepankan pendidikan anak dan taman bermain.

Terlebih, saat ini perkembangan industri e-commerce sedang maraknya di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar dagangan yang dijajakan di pusat belanja berbeda dengan e-commerce.

"Kalau dagangannya sama saja [dengan e-commerce] lalu buat apa buat mall? Makanya harus siap-siap mulai dari sekarang," katanya kepada Bisnis, pekan lalu.

Maka dari itu, dirinya memprediksi mulai tahun ini konsep pusat perbelanjaan bakal banyak dirombak oleh pengelolanya.

Ellen Hidayat, Ketua APPBI Jakarta, menambahkan pengelola harus pandai dalam melihat pangsa pasar dan memilih tenant yang tepat untuk meramaikan mal. Bila dirasa konsep yang dipilih kurang tepat, harus segera berani mengubahnya.

"Memang untuk meramaikan suatu pusat belanja tidak mudah, perlu kerja sama dari para tenant untuk buat barang yang dijual menjadi menarik. Misalnya untuk area yang sulit dijangkau, seharusnya mal punya daya tarik sedemikian rupa agar pengunjung ingin datang ke sana," kata dia.

Okupansi pusat belanja di Jakarta secara rerata mencapai 86%. Ada beberapa mal yang memang bagus okupansinya mencapai 95%.

Konsisten promosi

Untuk menjaga okupansi, memang tidak hanya melakukan perubahan konsep tetapi juga melakukan promosi. Hal ini yang diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan Metland Olivia Surodjo.

Dia mengatakan, pihaknya membuat acara secara konsisten untuk menarik minat selain itu membuat program kartu Metland Card. Dimana, kartu tersebut menjadi pengumpulan poin yang terintegrasi antara mal, hotel, dan perumahan, nantinya dapat digunakan untuk mendapat hadiah yang variatif.

Saat ini tingkat okupansi Grand Metropolitan mencapai 93% sementara Metropolitan Mall 96%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Marsya Nabila

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper