Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thomas Lembong: Surplus Neraca Perdagangan 2015 Tidak Sepenuhnya Positif

Meskipun mencatatkan surplus neraca perdagangan, kinerja ekspor impor Indonesia pada 2015 dianggap tidak sepenuhnya positif.
 Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun mencatatkan surplus neraca perdagangan, kinerja ekspor impor Indonesia pada 2015 dianggap tidak sepenuhnya positif.

Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong mengatakan surplus yang terjadi pada perdagangan Indonesia sepanjang 2015 lebih banyak disebabkan karena kolapsnya impor RI, bukan karena pertumbuhan ekspor.

“Baik ekspor maupun impor mengalami kontraksi, tetapi kontraksi pada impor lebih besar dibanding ekspornya,” kata Thomas di Jakarta, Senin (18/1/2016).

Kondisi tersebut, menurutnya, mencerminkan anjloknya harga komoditas khususnya komoditas yang diekspor Indonesia. Kedua, mencerminkan kelesuan ekonomi global dan di regional Asia, khususnya China.

Meskipun demikian, ada beberapa titik cerah, yaitu naiknya ekspor beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup signifikan seperti biji kerak abu logam, kopi, teh, dan rempah, perhiasan dan permata, alas kaki.

Perkembangan impor Desember 2015 secara total mencapai US$12,1 miliar atau naik 5,2% dibandingkan bulan lalu dan turun 19,9% secara tahunan. Jika dirinci, maka kinerja impor terdiri atas impor nonmigas US$10,3 miliar atau naik 4,5% (MoM) dan turun 6,5% (YoY). Sedangkan impor migas tercatat US$ 1,8 miliar atau naik 5,2% (MoM) dan turun 47% (YoY).

Selama 2015, impor tercatat sebesar US$142,7 miliar (turun 19,9% YoY), terdiri atas impor nonmigas mencapai US$118,1 miliar (turun 12,3% YoY) dan impor migas mencapai US$24,6 miliar (turun 43,4% YoY). Penurunan nilai impor sejalan dengan turunnya volume impor, baik migas maupun nonmigas, meskipun kecil.

Impor selama 2015 masih didominasi oleh bahan baku/penolong (75%) meskipun mengalami penurunan signifikan sebesar 21,4% (YoY). Bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan, antara lain besi dan baja; bahan kimia organik; serta plastik dan barang dari plastik.

Di sisi lain, pangsa impor barang modal meningkat menjadi 17,3%, namun nilainya turun 15,6% (YoY). Barang modal yang impornya turun signifikan, antara lain mesin/pesawat mekanik; mesin/peralatan listrik; dan kendaraan bermotor dan bagiannya.

Sementara itu, pangsa impor barang konsumsi selama 2015 naik menjadi 7,6%, namun nilainya turun sebesar 14,2% (YoY). Barang konsumsi yang impornya turun signifikan, antara lain susu, telur, mentega; sabun dan preparat pembersih; serta buku dan barang cetakan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper