Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APTRI: Alasan Pemerintah Impor Gula Tidak Kuat

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menolak rencana pemerintah mengimpor gula Kristal putih sebanyak 200.000 ton pada tahun ini.
Gula/Ilustrasi
Gula/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menolak rencana pemerintah mengimpor gula Kristal putih sebanyak 200.000 ton pada tahun ini.

Ketua Umum APTRI Soemitro Soemadikoen mengatakan mengatakan bahwa stok gula nasional saat ini masih mencukupi. Stok gula sebanyak 1 juta ton pada awal 2016 diyakini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama lima bulan ke depan.

“Tidak cukup alasan pemerintah untuk melakukan impor saat ini. Kondisi harga gula masih stabil dan tidak terjadi kelangkaan gula di pasar,” kata Soemitro dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (15/1/2015).

Menurutnya, kebijakan impor gula tersebut akan makin memperparah tata niaga gula nasional karena kondisi saat ini masih terjadi rembesan gula rafinasi di pasar konsumsi dan masuknya gula ilegal dari daerah perbatasan.

Mestinya pemerintah lebih memprioritaskan masalah pengawasan di pasar konsumsi sehingga tata niaga gula nasional lebih sehat. APTRI menilai kebijakan importasi tersebut dipastikan akan menurunkan  gairah petani tebu untuk meningkatkan produktifitasnya.

Selain itu, APTRI juga menolak rencana pemerintah untuk mendorong penggunaan gula rafinasi  untuk industri kecil dan menengah (IKM)melalui distributor. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan menjadi sumber kebocoran gula rafinasikepasar konsumsi dalam jumlah yang lebih besar lagi. Akibatnya kebijakan tersebut merugikan petani.

Kebocoran gula rafinasi ke pasar konsumsi pernah terjadi pada saat diberlakukannya Surat Menteri Perdagangan No.111 Tahun 2009 tentang Distribusi Gula Rafinasi untuk IKM melalui distributor yang sudah dicabut dengan diterbitkannya surat menteri perdagangan no.1300/M-DAG/SD/12/2014 tertanggal 18 Desember tahun 2014, perihal instruksi pendisribusian gula kristal rafinasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper