Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Semen Tahun Ini Diyakini Meningkat

Asosiasi Semen Indonesia memproyeksi permintaan semen nasional pada tahun ini akan meningkat 4%-6% dibandingkan 2015 seiring dengan kenaikan kebutuhan semen untuk proyek infrastruktur sebesar 20%.
Dengan beroperasi sejumlah pabrik baru pada 2016, total kapasitas produksi akan mencapai 92,8 juta ton.
Dengan beroperasi sejumlah pabrik baru pada 2016, total kapasitas produksi akan mencapai 92,8 juta ton.

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Semen Indonesia memproyeksi permintaan semen nasional pada tahun ini akan meningkat 4%-6% dibandingkan 2015 seiring dengan kenaikan kebutuhan semen untuk proyek infrastruktur sebesar 20%.

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, mengatakan proyeksi tersebut dihitung dari anggaran untuk sektor infrastruktur 2016 sebesar Rp300 triliun serta porsi sektor ini yang mencapai 25% dari total konsumsi semen nasional.

“Sisanya, yakni 75%  serapan semen untuk sektor ritel seperti perumahan, apartment, hotel, perkantoran, fasilitas pariwisata dan lainnya.Jika kontribusi sektor ini tetap seperti tahun lalu, maka pertumbuhan sudah bagus,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (12/1/2016).

Industri semen nasional, lanjutnya, lebih dari siap menghadapi peningkatan permintaan dari sektor infrastruktur. Hal ini seiring dengan tambahan kapasitas produksi periode 2015-2016 sebesar 16 juta ton dari pabrik baru seperti Holcim, Tigaroda, Merah Putih, Garuda, Bima, Bosowa, serta Conch.

Oleh karena itu, lanjutnya, produsen meminta pengerjaan proyek infrastruktur 2016 dimulai sejak Februari, seiring dengan keterangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa sebagian proyek telah selesai lelang dan anggaran dapat turun pada akhir bulan ini.

Di sisi lain, pemerintah harus melindungi produsen dalam negeri dari ancaman semen Vietnam, Thailand, dan Taiwan. Pasalnya, kapasitas produksi semen nasional saat ini jauh melebihi total konsumsi yang diperkirakan hanya bertambah 3 juta ton dari tahun lalu.

“Perlu perhatian pemerintah dalam mengeluarkan izin-izin investasi semen baru. Pasalnya investor yang telah ada bisa menderita akibat target utilisasi pabrik yang dibangun dengan biaya tinggi tidak mampu mencapai titik optimum akibat over supply,” katanya.

Seiring dengan kelebihan pasokan yang terjadi, produsen dalam negeri akan peningkatan ekspor. Namun, ujarnya, saat ini permintaan pasar dunia tengah menurun seiring dengan resesi global, serta kelebihan pasokan dalam jumlah besar yang dialami China.

Berkaca dari realisasi permintaan semen tahun lalu, penjualan semen pada Desember 2015 mencapai 5,45 juta ton atau meningkat 1,5% dibandingkan periode yang sama 2014. Secara keseluruhan, konsumsi semen 2015 mencapai 61 juta ton, naik 1,8% dari tahun sebelumnya.

Lebih rinci, pertumbuhan konsumsi terbesar pada Desember 2015 dipegang oleh Bali & Nusa Tenggara yakni naik 15,2% dari tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi selanjutnya dipegang oleh Sumatra dengan pertumbuhan 13,5%, Sulawesi 10,9%, Maluku & Papua 2%.

Adapun wilayah yang mengalami penurunan konsumsi, seperti Jawa turun 2,2% dan Kalimantan turun 21,3%.

Selain pengerjaan proyek infrastruktur, lanjutnya, potensi serapan semen yang cukup besar juga datang dari program pembangunan sejuta unit rumah untuk masyarakat kelas menengah dan berpenghasilan rendah serta ketepatan waktu realisasi anggaran pemerintah daerah.

“Pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah pusat, realisasi anggaran pemerintah daerah harus on time. Selain itu, pemerintah pusat harus mengatasi over capasitas yang sangat besar hingga tiga tahun mendatang,” tuturnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, tahun lalu total kapasitas produksi semen nasional mencapai 75 juta ton per tahun. Dengan beroperasi sejumlah pabrik baru pada 2016, total kapasitas produksi akan mencapai 92,8 juta ton. Kapasitas produksi ini mampu mencakup peningkatan permintaan hingga 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper