Bisnis.com, SURABAYA—Kendati menyumbang penurunan nilai tukar petani pada Desember 2015, subsektor peternakan Jatim tetap mampu memainkan peran krusialnya dalam memenuhi kebutuhan hasil ternak secara nasional.
Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor peternakan adalah yang terparah mencapai 1,27% ke level 111,35 selama Desember tahun lalu terhadap bulan sebelumnya.
“Sebanyak 45% produksi susu dalam negeri berasal dari Jawa Timur. Sementara sapi potong, Jatim menyumbang sektiar 35% sampai 40% dari suplai domestik,” ujar Ketua Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau (PPSK) Indonesia Teguh Boediyana kepada Bisnis.com.
Budidaya dan penggemukan sapi banyak terdapat di lokasi Kabupaten Jombang, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Bangkalan, Kediri, Pamekasan dan Magetan. Budidaya sapi perah banyak terdapat di lokasi Kabupaten Pasuruan, Malang, Blitar, Jember, Tulungagung dan Kediri.
Sebetulnya peternakan bukan faktor tunggal yang membuat NTP Jatim turun. Terdapat dua subsektor lain yang nilai tukarnya juga melemah. Pertama subsektor perikanan susut 1,17% menjadi 105,14 dan kedua tanaman pangan turun 0,49% menjadi 105,26.
Untuk tanaman pangan, Ketua Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa berpendapat kondisi pada akhir 2015 kemungkinan terpengaruh petani yang melepas gabahnya untuk modal musim tanam selanjutnya.
“Sehingga harga gabah di level usaha tani relatif turun sedikit karena ada stok masuk ke pasar,” tuturnya.
NTP Jawa Timur selama bulan terakhir tahun lalu melemah sejauh 0,41% ke level 106,13 dari 106,56 pada bulan sebelumnya. Ini disebabkan ada kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih besar ketimbang indeks harga yang mereka terima (It).
“Ib naik sebesar 1,17% sedangkan It hanya naik 0,76%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur M. Sairi Hasbullah dikutip dari data NTP Jatim pada Desember 2015.
Kendatipun terjadi penurunan NTP secara bulanan tetapi perolehannya secara year on year tetap bertumbuh. Pada Desember dua tahun silam nilai tukarnya sebesar 104,41 atau meningkat 1,65% terhadap penghujung tahun lalu.