Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenaga penyuluh pertanian/Ilustrasi-mediatani.com
Tenaga penyuluh pertanian/Ilustrasi-mediatani.com

Bisnis.com, BANDUNG - Peran para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dinilai tidak dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi petani di lapangan karena jumlahnya sedikit.

Staf Ahli Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Alam Sari Kecamatan Rancabali Dede Badru Munir mengatakan pihaknya tidak merasakan keberadaan PPL, karena jumlah PPL tidak sebanding dengan luas wilayah yang harus ditangani.

Dia menyebutkan setiap kecamatan paling hanya memiliki 1--2 orang penyuluh, tidak sebanding dengan populasi petani dan luas lahan yang harus dibina, seperti yang terjadi selama ini di Kabupaten Bandung.

"Petani tidak merasakan kehadiran tenaga penyuluh, karena memang kurang orang atau mereka juga bekerjanya kurang sistematis," ujarnya, Jumat (8/1/2016).

Dia menjelaskan sebagai PPL seharusnya bisa memberikan solusi atau terobosan atas berbagai persoalan yang dihadapi petani. 

Akan tetapi, kegiatan rutin saja seperti demonstrasi plot (demplot) yang dulu biasa dilakukan oleh para PPL, kini sudah jarang.

Tak jarang pula ditemukan kemampuan PPL kalah oleh jam terbang petani, karena mereka tidak bisa membawa atau menyampaikan inovasi yang bisa dilakukan petani.

Sejatinya, keberadaan PPL bisa membantu para petani menyelesaikan masalah mereka. Termasuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi pertaniannya. 

"Saya bisa kasih contoh, sekarang harga seledri mencapai Rp30.000/kg, karena tanaman seledri petani jelek sehingga efeknya pasokan ke pasar terus berkurang. Kondisi ini tidak ada penanganan," ungkapnya.

Begitu juga dengan komoditas unggulan Pemkab Bandung seperti stroberi yang terus menyusut drastis. Diperkirakan hanya tersisa sekitar 10% dari populasi sebelumnya.

"Melihat kenyataan ini apa kerja PPL? Seharusnya mereka bisa mengambil tindakan. Tapi saya yakin instansi terkait itu tidak mendapatkan laporan yang sebenarnya dari lapangan. Bahkan mungkin dilaporkan kondisinya tetap bagus," ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi Penyuluhan Pertanian Jabar Entang Sastraatmadja meminta pemerintah merevitalisasi peran penyuluh pertanian menyusul dirampungkannya masterplan penyuluh pertanian.

Menurutnya, revitalitasi penyuluh pertanian penting untuk meningkatkan peran penyuluh dalam memacu produksi pangan.

"Penyuluh pertanian harus menjadi yakni menjadi agen perubahan, membantu para petani dalam memecahkan masalahnya serta sebagai lokomotif perubahan," katanya kepada Bisnis, Jumat (8/1/2015).

Dengan masterplan penyuluh pertanian, pemerintah didorong menyinergikannya dengan berbagai program kerja yang akan digulirkan, sehingga menjadi acuan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper