Bisnis.com, SURABAYA—Arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur sepanjang tahun lalu bergerak merangkak dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2014.
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto mengatakan pada tahun lalu arus peti kemas hanya tumbuh 0,5% secara year on year. Artinya pada 2015 volumenya 3,12 juta twenty-foot equivalent units (TEUs), sedangkan setahun sebelumnya 3,10 TEUs.
“Arus peti kemas pada tahun lalu setara dengan 2,61 juta boks sedangkan pada 2014 2,60 juta boks,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (6/1/2015).
Edi berpendapat kinerja yang bertumbuh meskipun merangkak tetap menunjukkan pengangkutan peti kemas domestik relatif baik.
Problem ekonomi luar negeri memperlambat volume permintaan sehingga menyebabkan terjadi pertumbuhan tipis.
Gejolak di luar negeri yang dimaksud terutama merujuk kepada kelesuan pertumbuhan ekonomi di Eropa, Amerika Utara, dan Afrika.
Kondisi tersebut menyebabkan pengangkutan peti kemas permintaannya menurun, tidak hanya di negara-negara ini tetapi secara umum.
Sejauh ini jumlah peti kemas via Tanjung Perak tetap didominasi peti kemas antarpulau alias peti kemas domestik.
Porsi jenis peti kemas ini mencapai 59% volume yang ada dikomparasikan dengan jenis peti kemas internasional.
“Peningkatan arus peti kemas domestik salah satunya disebabkan adanya peningkatan jumlah rute pelayaran peti kemas domestik. Ini terkait dengan pembukaan rute pelayaran ke wilayah timur,” ucap Edi.
Penerapan sistem windows pelayaran peti kemas di pelabuhan juga terus dilakukan.
Pelindo III baru membuka rute baru pada November 2015 bersistem windows yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Makassar.
Sistem tersebut memungkinkan kapal yang hendak masuk ke dua pelabuhan tersebut sudah punya jadwal pasti untuk bertambat dan bongkar muat.
Sekarang baru ada kapal rute Surabaya-Makasar dan Makasar-Surabaya.
Edi mengatakan pada waktu mendatang akan ditambah rute baru sistem windows yang terkoneksi dengan Pelabuhan Belawan yang dikelola Pelindo I, Pelabuhan Bitung yang dikelola Pelindo IV, dan Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola Pelindo II.
“Integrasi sistem layanan peti kemas tersebut akan membuat operasional kapal pengangkut peti kemas lebih efisien. Karena jadwal kapal bisa on schedule dan hal ini mampu menekan biaya logistik,” ucap Edi.
Sistem windows ditargetkan mampu menurunkan turn arraound voyage (TRV) dari semula sekitar delapan hari menjadi enam hari.
TRV adalah waktu yang dibutuhkan kapal untuk menempuh perjalanan dari pelabuhan pertama menuju pelabuhan kedua dan kembali ke pelabuhan pertama.