Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELAYARAN: Kala Pelni Jadi Tumpuan Tol Laut

Sudah setahun lebih Presiden Joko Widodo mencanangkan program tol laut. Namun, baru tiga rute dari total 13 rute tol laut milik pemerintah yang di laya ni PT Pelayaran Nasional Indonesia. Sejak awal, Presiden tidak ingin main-main mensukseskan program tol laut.
Kapal Pelni/Antara
Kapal Pelni/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sudah setahun lebih Presiden Joko Widodo mencanangkan program tol laut. Namun, baru tiga rute dari total 13 rute tol laut milik pemerintah yang dilayani PT Pelayaran Nasional Indonesia. Sejak awal, Presiden tidak ingin main-main mensukseskan program tol laut.

Program tol laut Jokowi adalah transportasi laut yang berlayar secara terjadwal mengarungi lautan dari barat hingga timur Nusantara. Secara implementasi, program tol laut memang belum 100% berjalan efektif.

Namun, persiapan serius menjalankan program itu nyatanya sudah mulai bergulir. Yang paling awal persiapan yang dilakukan Kementerian Perhubungan dengan menggelontorkan anggaran sekitar Rp11,8 triliun untuk membangun 188 kapal untuk melayani tol laut.

Dari 118 unit kapal, Kemenhub akan membangun 100 kapal perintis dengan berbagai tipe dan kapasitas.

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R. Mamahit menyatakan pembangunan kapal itu di maksudkan memperkuat layanan kapal perintis. Rencananya, kapal itu baru akan selesai dibangun 3 tahun lagi karena p royek itu dikerjakan secara multiyears .

“Dengan bertambah kapalnya, [diharapkan] bertambah pula frekuensinya,” ujarnya belum lama ini. Dengan frekuensi kapal perintis yang terjadwal dan kian bertambah, paparnya, pembangunan di wilayah terpencil, terluar, ataupun wilayah perbatasan Indonesia bisa tumbuh signifikan.

Menurutnya, pemerintah akan menjamin frekuensi kapal lebih teratur sehingga para pedagang ataupun warga di wilayah yang dilewati kapal perintis ini dapat mengatur inventory barangnya.

Tidak hanya menambah kapal, Kemenhub pada 2016 juga menambah trayek rute perintis dari 86 t rayek menjadi 96 trayek. Nantinya, trayek itu akan dilelang dan terbuka bagi pihak swasta ataupun PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Yang pasti, sambungnya, 75% dari 96 trayek rute perintis ini akan difokuskan ke wilayah timur Indonesia.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berharap rute perintis tidak hanya terus menyandang nama perintis. Pada masa mendatang, Jonan berharap pemain kapal angkutan barang juga dapat mulai masuk ke rute-rute ini. “Kalau ada semua, kita cabut subsidinya. Masa mau disubsidi seumur hidup,” tegasnya.

Pada 2015 saja, pemerintah memberikan subsidi bagi rute perintis dengan nilai dua kali lipat dari 2014 yang hanya sebesar Rp437 miliar. “Total mendekati hampir Rp1 tri liun,” kata Bobby. Untuk 2016, Kemenhub menyiapkan dana yang kemungkinan melambung lebih tinggi.

Berkaitan dengan muatan, Kemenhub akan mengutamakan kebutuhan pokok serta semen dan barang penunjang pembangunan di wilayah terpencil. Komitmen pemerintah untuk menggerakan angkutan laut ke rute-rute nonkomersial sudah disiapkan.

Akhir tahun ini, Menhub telah memberikan amanah khusus kepada Pelni untuk menjalankan enam rute secara terjadwal. Dari enam rute yang akan dijalankan, PT Pelni telah membuka tiga rute pada akhir 2015.

Rute terjadwal itu mendapatkan subsidi dari Kemenhub senilai Rp248 miliar dan telah dimulai sejak 4 November 2015. Rute itu dipilih berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kemenhub dan Pelni. Pemilihannya rutenya didasari oleh ketiadaan kapal berjadwal de -ngan frekuensi pasti ke wilayah yang disinggahi tersebut.

Dirut PT Pelni Elfien Goentoro mengatakan pemilik barang bisa berhemat hingga 70% dari biaya pengiriman melalui kapal tol laut. Dari program ini, Elfien mengatakan perusahaan hanya mengambil margin sekitar 10%.

“Harus ada kelebihan dikit kalau tidak kapal Pelni terdepresiasi,” ujarnya. Berkaitan dengan muatan, dia mengatakan Pelni akan mengutamakan bahan pokok dan barang penting sesuai dengan aturan Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kemenhub 2015-2019, Jonan menginginkan adanya 13 rute angkutan laut keperintisan barang berjadwal pada 2016 guna merealisasikan program tol laut.

Elfien mengatakan perusahaan siap mendukung dan menjalankan tu gas pemerintah. “Harus siap karena kita akhir tahun ini akan beli enam kapal,” tegasnya.

BUTUH WAKTU

Jonan mengingatkan tantangan menjalankan program tol laut itu hanya satu yakni proses yang memakan waktu. Menhub memprediksikan program ini baru akan dapat dirasakan seluruh pihak dalam wak tu 3--5 tahun mendatang.

Menhub menceritakan pihaknya tidak akan mampu menciptakan kegiatan ekonomi dari program tol laut. Namun, Jonan menjamin sarana dan prasarana penunjang tol laut pasti akan ditingkatkan, termasuk lebih dari 160 pelabuhan mulai tahun ini akan diperbaiki fasilitasnya.

“Mungkin sampai 2019, 300-400 pelabuhan milik pemerintah non-Pelindo akan diperbaiki,” ungkap Jonan. Tidak hanya pembangunan fisik, Jonan mengingatkan agar semua elemen, termasuk SDM logistik dan forwarder, harus diperbaiki untuk mengatur rantai logistik yang lebih efisien.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum bidang Maritim Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Irwandy MA. Rajabasa menilai pemberian subsidi bagi angkutan laut berjadwal dalam program tol laut terhitung terlambat.

Seharusnya, pengembangan rute perintis ini merupakan tugas negara. Kendati terlambat, ALFI sangat mendukung program tol laut karena transportasi di sektor maritim ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat di wilayah terpencil.

“Ini adalah tugas negara. Bagaimana agar sektor pelayaran perintis ini maju dengan transportasi dan jadwal kapal yang tetap. Secara bertahap pasti akan maju,” jelasnya.

Oleh karena itu, Irwandy berharap angkutan barang berjadwal ini dapat menjadi program berkelanjutan. Dia meminta pemerintah agar mengelola program ini dengan baik sehingga realisasinya dapat dirasakan oleh semua masyarakat.

Selain itu, Irwandy melihat rute perintis ini bisa menjadi pancingan ekonomi bagi daerah yang terbelakang yang selama ini mempunyai komoditas bagus, tetapi tidak dapat bisa dibawa keluar.

“Dengan adanya rute perintis dapat membuka mata banyak orang bahwa di sini [wilayah terpencil] ada sumber daya alam yang bisa dipancing,” tegasnya.

Melihat dukungan dari langkah awal merintis tol laut, rasanya yang di butuhkan selanjutnya adalah kerja, dan terus bekerja agar mimpi me ngembalikan kejayaan maritim bukan hanya sebatas rencana strategis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa (5/1/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper