Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Aspal Beton Indonesia optimistis pembangunan infrastruktur pada tahun ini berjalan lebih merata dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut diyakini dapat berdampak baik pada industri material konstruksi seperti aspal dan beton pracetak.
Ketua Asosiasi Aspal Beton Indonesia (AABI) Zulkarnain Arief mengungkapkan ada beberapa faktor yang akan mendorong pelaksanaan infrastruktur berjalan lebih baik pada tahun ini. Salah satunya adalah belanja pemerintah akan lebih lancar mengingat tidak ada lagi perubahan nomenklatur seperti tahun lalu.
“Tahun ini [infrastrastruktur] akan sangat cerah. Pertama, tidak ada lagi perubahan nomenklatur. Kedua, pemerintah menginstruksikan proyek infrastruktur akan terkontrak pada bulan ketiga,” ujarnya kepada Bisni.coms, Senin (04/01).
Menurutnya, beberapa proyek pemerintah seperti jalan nasional, jalan tol dan bendungan masih berlanjut konstruksinya pada tahun ini, sehingga turut mendongkrak penggunaan material konstruksi. Di sisi lain, dia menilai era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku pada tahun ini tidak akan menjadi ancaman pada pasar aspal dan beton di tanah air.
Dia menambahkan, para pelaku jasa kontruksi harus mempersiapkan diri baik dari sisi manajemen, permodalan, dan sumber daya manusia. Selain itu, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalamm setiap proyek juga harus ditingkatkan.
Terkait dengan itu, pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah untuk meningkatkan penggunaan aspal Buton dalam proyek infrastruktur. Menurutnya, usulan tersebut direspons cukup positf oleh pemerintah.
“Kami telah mengusulkan kepada pemerintah untuk meningkatkan kandungan aspal Buton. Jadi tahun ini kami yakin penggunaannya akan meningkat 10 hingga 15% dibandingkan 2015,” ujarnya.
Sebelumnya, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W. Husaini mengatakan hingga 2015, penggunaan aspal Buton masih berkisar di kisaran 30.000 hingga 40.000 ton per tahun. Jumlah tersebut akan terdongkrak seiring dengan kebijakan pemerintah menggalakkan kebijkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek-proyek nasional pada tahun ini.
“Kita kan perlu aspal itu 1,5 juta ton per tahun, lama-lama dijadikan 25% diserap oleh aspal Buton, jadi bisa jadi komponen dalam negeri. Pak menteri ingin 2016 kita bisa tembus 100.000 ton, itu saja masih kecil, kalau bisa 400.000 ton baru bisa dikatakan maksimal untuk dalam negeri,” ujarnya.