Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah 6 Sektor Penyumbang Konflik Agraria

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat sedikitnya enam sektor ekonomi yang menyumbang konflik agraria pada tahun ini dengan jumlah terbesar berada pada perkebunan
Perkebunan Sawit BWPT. /bwpt
Perkebunan Sawit BWPT. /bwpt
Bisnis.com, JAKARTA - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat sedikitnya enam sektor ekonomi yang menyumbang konflik agraria pada tahun ini dengan jumlah terbesar berada pada perkebunan. 
 
Iwan Nurdin, Sekretaris Jendral KPA, menuturkan jumlah kepala keluarga korban konflik pada 2015 sedikitnya mencapai 108.648 kepala keluarga. KPA mencatat detilnya adalah korban meninggal (5 orang); tertembak (39 orang); ditahan (278 orang); dianiaya (124 orang). 
 
KPA juga mencatat enam sektor yang menyumbang konflik agraria di Tanah Air. Sektor itu adalah perkebunan (126 konflik); pertanian (4 konflik); kehutanan (24 konflik); pertambangan (13 konflik); pesisir (4 konflik); infrastruktur (70 konflik).
 
Dewi Kartika, aktivis KPA, sebelumnya menyatakan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki akan berkoordinasi dengan lima kementerian terkait persoalan redistribusi lahan 9 juta hektare. Hal itu ditujukan sebagai salah satu upaya untuk menyelesaikan konflik agraria di Indonesia.
 
Lima kementerian itu adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Kementerian Pertanian; dan Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah juga berjanji untuk membentuk Unit Khusus terkait dengan penyelesaian konflik agraria. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anugerah Perkasa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper